Cara Jitu Petani Magetan Atasi Kekeringan
jpnn.com, MAGETAN - Memasuki musim kemarau sekarang, berbagai upaya dilakukan untuk mencegah agar tanaman padi tidak mengalami puso.
Salah satunya adalah upaya petani Magetan, Jawa Timur, yang patut dicontoh mengatasi masalah air. Mereka memanfatkan irigasi air tanah dangkal.
Irigasi air tanah dangkal dapat digunakan untuk daerah yang tidak tercakup dalam sistem irigasi permukaan atau daerah pertanian lahan kering yang hanya bisa melakukan penanaman padi satu kali dalam setahun.
Musim kemarau tahun ini dirasakan cukup pelik bagi petani Magetan. Dari 18 kecamatan, 6 kecamatan di antaranya mengalami kekeringan.
Mulai dari Kecamatan Karas, Kecamatan Sukomoro, Kecamatan Panekan, Kecamatan Magetan, Kecamatan Ngariboyo dan Kecamatan Parang, yang pada umumnya adalah sawah irigasi teknis.
Total luas lahan sawah yang terdampak kekeringan kurang lebih 195 hektare (ha) dengan umur tanaman bervariasi antara 40-85 hari setelah tanam (HST) dan tingkat kekeringan antara kering ringan, sedang, berat dan puso.
Tim Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), dengan melibatkan Dinas Pertanian dan petani setempat, langsung melakukan monitoring dan mendapatkan beberapa faktor penyebab kekeringan tersebut.
“Adanya kerusakan pintu air Waduk Gonggang mengakibatkan turunnya debit air pasok irigasi semula 350 liter/detik menjadi 38 liter/detik. Sebagai akibatnya, diberlakukan sistem giliran air. Hanya saja, tetap tidak bisa mengairi sawah sesuai kebutuhan,” tutur Direktur Irigasi Pertanian, Ditjen PSP, Rahmanto, Kamis (18/7).