Cara Ratri Menerima Kenyataan Sungguh Luar Biasa
”Rasanya kayak ada beban yang terangkat. Aku jadi lega karena nggak dibayang-bayangin sosoknya lagi,” ucap dia.
Akhir 2007 Ratri bermigrasi ke Malaysia untuk bekerja di Coordination of Action Research on Aids and Mobility (CARAM Asia), LSM regional yang juga concern terhadap masalah HAM dan kesehatan, termasuk HIV/AIDS. Di sana Ratri meng-handle para buruh migran yang juga pengidap HIV/AIDS.
Selama di Malaysia, Ratri merasakan kiprahnya sebagai aktivis HIV/AIDS makin nyata.
Dia tidak ragu memperjuangkan nasib para buruh migran yang dipulangkan paksa lantaran menderita penyakit mematikan tersebut.
Menurut Ratri, para buruh migran itu tertular HIV/AIDS setelah bekerja di negara tujuan, bukan sejak di Indonesia.
Sampai sekarang masih ada 62 negara yang memberlakukan HIV related travel restriction (larangan memasuki suatu negara bagi penderita HIV/AIDS) meskipun sebenarnya epidemi HIV/AIDS sudah ada di negara-negara itu. ”Tapi, mereka menganggap virus itu dari luar,” ucapnya.
Berkat kiprahnya yang konsisten dalam kampanye anti-HIV/AIDS, Ratri akhirnya terpilih sebagai pembicara pembuka dalam Sidang Istimewa PBB 2008 di New York, Amerika Serikat.
Biasanya pembicara forum semacam itu dipilih dari Afrika karena populasi penderita HIV/AIDS di sana cukup besar.