Cara Wakil Afrika di PD 2018 Keluar dari Masalah Finansial
jpnn.com, CAIRO - Lima negara Afrika, yakni Mesir, Tunisia, Senegal, Nigeria, dan Maroko tak mendapat jalan yang mudah menuju Piala Dunia 2018. Selain harus bersaing di lapangan, mereka juga harus menghadapi krisis ekonomi dan permasalahan di federasi masing-masing dalam beberapa tahun terakhir.
Bahkan, Elang Super—julukan Nigeria—terancam didiskualifikasi sejak babak kualifikasi dua tahun lalu. Itu merupakan imbas dari rendahnya harga minyak negara mereka yang berimbas kepada minimnya pembiayaan bagi John Obi Mikel dkk.
Nah, setelah berjuang keras dengan biaya seadanya, lima negara tersebut berhak ke Rusia. Namun, di Rusia nanti mereka juga bergantung kepada sumber dana lainnya selain gaji dari federasi. Ya, bonus.
’’Sudah ada kesepakatan mengenai hal tersebut (bonus, Red). Bahkan, hal tersebut tidak hanya diberikan saat event berlangsung, termasuk beberapa agenda uji coba sebelum Piala Dunia digelar,’’ ujar wakil presiden NFF (federasi sepakbola Nigeria) kepada AFP.
’’Ini adalah kali pertama sejak saya bermain di tim senior dengan adanya bonus dan kesepakatannya dilegalkan di atas surat resmi,’’ kata Mikel yang juga menjabat kapten Nigeria.
Tampaknya, Nigeria tidak ingin mengulang aib di edisi 2014. Kala itu, Nigeria sempat melayangkan protes keras dan mogok latihan karena minimnya dana yang ada di tim. Bahkan, mereka sampai memaksa menteri olahraga Nigeria kala itu Tammy Danagogo untuk datang ke Brasil sembari membawa jutaan USD.
Federasi yang bermasalah juga membuat FIFA membekukan USD 9 juta (sekitar Rp 123 miliar) atas prestasi Nigeria lolos ke putaran final Piala Dunia 2014. “Kini kami sangat gembira dengan adanya hal tersebut (bonus, Red),’’ sambung Mikel lagi.
Satu negara lainnya yang juga bergantung kepada besarnya bonus adalah Mesir. Bahkan, atas prestasinya menembus putaran final Piala Dunia yang kali ketiga itu, Mohamed Salah dkk diguyur berbagai macam bonus.