Catat Cerita Para Eksil yang Ingin Mati di Tanah Kelahiran
Ari Junaedi, Raih Doktor berkat Teliti Pelarian Politik Tragedi 1965Sabtu, 07 Agustus 2010 – 08:08 WIB
Saat ini, Bambang menghabiskan sisa umurnya di sebuah rumah besar di kawasan elite Lohmar, sebuah pedesaaan yang terletak kira-kira 35 kilometer dari Bonn, bekas ibu kota Jerman Barat. Bambang beristri wanita Minang. Mereka berjodoh ketika bertemu di Jerman Barat. Istri Bambang bukan eksil. Dia ke Jerman karena bekerja di Bandara Koeln. "Berkat perkawinannya dengan perempuan Minang itu, kini hampir setiap tahun Bambang bisa menjenguk tanah airnya," jelasnya.
Atas "prestasi"-nya tersebut, Bambang hampir bisa kembali ke Indonesia. Itu terjadi saat Presiden Megawati meminta Bambang pulang dan menjabat direktur TVRI. Namun, sayang, keinginan Mega itu mentah di tengah jalan. Pengangkatan Bambang terganjal di kantor Menko Polkam yang waktu itu dijabat Soesilo Bambang Yudhoyono. "Bambang mengira kegagalannya pulang ke tanah air karena statusnya yang dianggap pelarian politik tragedi 1965," kata Ari.
Ada juga Tom Ilyas, mantan jajaran eksekutif di perusahaan otomotif Swedia yang memproduksi kendaraan angkut berat, Scania. Tom merupakan mahasiswa ikatan dinas Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) yang dikirim tugas belajar ke Peking Institute of Agricultural Mechanization pada 1960 hingga lulus 1965.