Catat, Faktor Ini Akan Membuat Ahok Tumbang
Sementara pasangan Agus-Sylvi unggul di segmen pemilih muslim, non Tionghoa, usia muda, pendapatan bawah, pendidikan tinggi, dan pemilih partai pendukung plus pemilih Partai Golkar.
Di segmen pemilih muslim, 37,4 persen memilih pasangan Agus-Sylvi. Hanya 28,4 persen yang memilih pasangan Ahok-Djarot.
Untuk non-muslim, Ahok-Djarotmeraup suara mayoritas hingga angka 80 persen. Seangkan Agus-Sylvi hanya 3.3 persen.
Demikian pula untuk segmen pemilih Tionghoa, pasangan Ahok-Djarot unggul besar di angka 77.8 persen, sedangkan Agus-Sylvi hanya mendapatkan 4,2 persen. Sementara untuk pemilih di luar Tionghoa (Jawa, Betawi, Sunda, dll), pasangan Agus-Sylvi unggul 4-19 persen dibandingkan dengan pasangan Ahok.
Dari tingkat pendidikan, pasangan Ahok-Djarot hanya unggul di pendidikan bawah (lulus SD atau di bawahnya). Namun, untuk segmen pendidikan lainnya (tamat SLTP sampai kuliah) Agus-Sylvi lebih unggul.
Adian pun menyimpulkan mayoritas profil pemilh Ahok, yakni non-muslim, Tionghoa, usia tua, pendidikan bawah, pendapatan atas, dan pemilih PDIP.
Sedangkan profil pemilih pasangan Anies-Sandi maupun Agus-Sylvi adalah muslim, bukan Tionghoa, usia muda, pendidikan atas, berasal pemilih partai pendukung plus pemilih Golkar.
"Data ini potret akhir September 2016. Ahok selalu mungkin bangkit kembali jika ia bisa mengurangi semakin meluasnya sentimen anti Ahok, terutama di kalangan pemilih muslim. Jika gagal, Ahok akan dikalahkan dalam pilkada DKI lebih karena sentimen isu agama," pungkas Ardian.(fat/jpnn)