Catatan Cycling Seorang Diplomat Australia di Indonesia
Oleh: Steve ScottAcara bersepeda JERCKx selalu berakhir dengan minum kopi di satu-satunya kafe di Jakarta yang buka pukul 6 pagi: Starbuck Thamrin. Itu adalah kesempatan untuk beristirahat dan bertukar cerita tentang perjalanan-perjalanan bersepeda. Para barista selalu menyapa kami dengan ramah dan sudah tahu bahwa saya selalu pesan extra small cappucino dengan extra shot (espresso).
Seiring dengan terus meningkatnya kemampuan, saya diundang beberapa pesepeda lokal untuk bergabung dalam lomba team time trial (TTT) di Jakarta. Aturannya, batasan satu warga asing per tim. Secara mengejutkan, kami berhasil meraih juara kedua dan saya meraih hadiah uang pertama saya sebagai seorang cyclist. Dalam hati saya berpikir, ”Apakah ini berarti saya telah menjadi seorang profesional?”
Semakin lama, saya semakin menikmati cycling. Alamiah bila kemudian saya mencari tantangan-tantangan baru. Teman-teman lantas bercerita tentang seorang penggemar sepeda asal Jerman bernama Axel (Moeller) yang tinggal di Lombok dan menyelenggarakan petualangan-petualangan bersepeda seru bernama Audax.
Pada 2013, ditemani rekan-rekan JERCKx, saya mengikuti Lombok Audax saya yang pertama, sejauh 400 km dan terbagi dalam dua hari. Rutenya melintasi jalanan-jalanan pegunungan di Lombok. Saya begitu mencintai setiap menit perjalanan dan tak sabar ikut lagi pada 2014. Bersepeda adalah cara yang luar biasa untuk melihat betapa indahnya Pulau Lombok.
Pada Lombok Audax 2014 pula saya –dan tim JERCKx– bertemu dengan rekan-rekan Surabaya Road Bike Community (SRBC) yang salah satu anggotanya adalah Azrul Ananda.
Kekompakan sekaligus persaingan bersahabat (yang hanya dipahami para cyclist!) dengan cepat terbentuk antara para anggota SRBC dan JERCKx. Perjalanan cepat dan seru disusul dengan canda tawa dan hidangan lokal yang nikmat di setiap titik peristirahatan.
Persahabatan tersebut lantas berlanjut di Audax East Java 2014 (diselenggarakan Jawa Pos Cycling), dari Surabaya ke Banyuwangi. Sebagai cyclist, saya tak akan pernah cukup hebat untuk berlaga di Tour de France. Tapi, saya telah menjalani event terbaik setelah lomba tersebut: Bersepeda di jalanan Jawa Timur yang dipagari anak-anak sekolah, yang terus mengibarkan bendera Indonesia. Jalanannya pun mulus dan ditutup total oleh pihak kepolisian.
Jawa Timur benar-benar tempat yang asyik untuk bersepeda. Hanya dalam hitungan beberapa minggu, saya pun kembali bersama rekan-rekan dari Jakarta yang lain. Kami diundang SRBC untuk menjalani tantangan cycling yang sesungguhnya: Mendaki Bromo (via Tosari, Pasuruan).