Catatan Kritis Fahri Hamzah untuk Setahun Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Partai Gelombang Rakyat (DPN Gelora) Indonesia Fahri Hamzah membeber hasil pengamatannya atas pemerintahan Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin yang sudah berjalan setahun.
Menurut Fahri, yang diperlukan saat ini ialah kearifan untuk berhenti meributkan cara berpikir yang terlalu diametral.
Fahri menilai pemerintah maupun pihak yang beroposisi mempersoalkan hal sama. Sebab, hal yang diperhatikan pemerintah juga menjadi perhatian pihak-pihak di luar pemerintahan.
"Hanya, sikap keras kepala dan ngotot di dua belah pihak, terutama di dalam pemerintahan yang menyebabkan semua itu menjadi tampak tidak terselesaikan," ujar Fahri, Kamis (22/10).
Wakil ketua DPR 2014-2019 itu menambahkan, rakyat yang bertahan dalam kesabaran luar biasa sangat menantikan realisasi program-program pemerintah. Oleh karena itu Fahri mendorong Presiden Jokowi kembali memikirkan masa depani rekonsiliasi.
Menurut Fahri, Presiden Ketujuh RI itu harus lebih serius memikirkan rekonsiliasi di tengah rakyat yang mulai melemah dan ancaman resesi yang makin mendekat.
"Hentikan pejabat-pejabat yang konfrontatif, yang sok jago, sok mengerti persoalan, menganggap rakyat kecil, menganggap oposisi remeh, bahkan membangun permusuhan kepada sikap-sikap kritis," kata Fahri.
Mantan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menegaskan, sikap bermusuhan itu jauh dari pikiran Presiden Jokowi tentang rekonsiliasi.