Catatan Untuk Simulasi Pilkada, Dari Kebanyakan Tisu Sampai NIK Tertulis Lengkap
jpnn.com, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) memberikan catatan atas simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pilkada Serentak 2020 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Komisioner Bawaslu Mochammad Afifuddin mengatakan, beban penyelenggara pemilu bukan saja pada sisi teknis lapangan, tetapi yang banyak berhubungan dengan protokol kesehatan Covid-19.
Ia melihat dalam simulasi kemarin, yang membuat pemilih lama masuk ke tempat pemungutan suara (TPS) itu ialah karena harus antre untuk diberikan sarung tangan.
"Itu menyebabkan antrean panjang. Kami hitung satu orang bisa dua menit (antre) di TPS. Itu berimplikasi pada antrean yang dibikin (dengan jarak) satu meter, panjang sekali," kata Afifuddin dalam diskusi "Menghitung Kualitas Pilkada Saat Pandemi" yang disiarkan secara virtual, Sabtu (25/7).
Afifuddin mengatakan, yang menjadi tantangan terutama di luar DKI Jakarta adalah membuat TPS yang luas, termasuk ruang untuk mengantre.
Lebih lanjut Afifuddin menegaskan sekarang ini juga tengah mengampanyekan green election.
Namun, kata dia, masalah yang ditemukan ialah penggunaan tisu yang berlebihan di TPS.
"Penggunaan tisu luar biasa. Orang cuci tangan, (lap) pakai tisu, (celupkan) tinta harus (lap) pakai tisu. Ini banyak sekali tisu yang dipakai dalam proses di TPS," ungkapnya.