Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Cegah Stunting, BKKBN Jalin Kerja Sama dengan Danone Indonesia

Rabu, 07 Juli 2021 – 21:51 WIB
Cegah Stunting, BKKBN Jalin Kerja Sama dengan Danone Indonesia - JPNN.COM
BKKBN dan Danone Indonesia menandatangani nota kesepahaman dan melakukan sinergi program strategis kedua pihak untuk mencegah stunting. Foto: Dok Danone

jpnn.com, JAKARTA - Sepanjang pandemi, tantangan baru banyak dihadapi oleh berbagai sektor kritis kemajuan bangsa, seperti kesehatan, ekonomi, hingga pendidikan.

Khususnya pada anak, target penanggulangan hambatan kesehatan seperti stunting menjadi makin terbebani di tengah pandemi.

Padahal, pemerintah sedang mencanangkan target penurunan angka balita stunting menjadi 14 persen pada 2024.

BKKBN merupakan badan yang telah ditunjuk Presiden RI sebagai Ketua Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting pada 25 Januari 2021 lalu.

Penurunan angka stunting tentu bukan menjadi tanggung jawab satu instansi, melainkan dibutuhkan kerjasama multipihak untuk mempercepat upayanya, terlebih di tengah pandemi. Maka dari itu, hari ini BKKBN dan Danone Indonesia menandatangani nota kesepahaman dan melakukan sinergi program strategis kedua pihak untuk mencegah stunting.

Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) menuturkan tantangan yang serius bagi bangsa untuk menciptakan generasi yang unggul, bahwa kesempatan untuk memetik bonus demografi itu tidak lama, sehingga sekarang negara kita ketika masuk di dalam Window Opportunity itu dibutuhkan generasi yang unggul, yang sehat dan tidak stunting.

“Itu real betul-betul dibutuhkan dan memang sekarang ini waktunya, karena kalau sekarang ini tidak mendapatkan kualitas SDM yang baik, ketika kemudian kita sudah tersusul dengan kondisi demografi populasi lansia jauh lebih besar, maka permasalahannya sudah berubah dan tidak bisa lagi dikoreksi apabila ada kekurangan. Maka ini penting sekali dan Bapak Presiden memberi perhatian besar pada kualitas SDM kita,“ tutur dokter Hasto

“Bicara masalah gizi, maka ada hal yang serius, yaitu stunting angka kita masih 27,7 persen, kemudian anemia kekurangan zat besi itu masih sangat dominan padahal anemia ini sangat mudah dikoreksi, tetapi kalau kita lihat sekarang ini ibu hamil bisa mencapai 48 persen anemia berdasarkan Riskesdas tahun 2018,” tambah dokter Hasto.

Sebagai salah satu langkah, BKKBN juga memiliki program unggulan yakni program pembangunan keluarga kependudukan dan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) untuk mendukung percepatan penurunan stunting di Indonesia.

Di saat yang bersamaan, Danone Indonesia memiliki payung integrasi program pencegahan stunting dalam payung ‘Bersama Cegah Stunting’. Melalui nota kesepahaman ini, BKKBN dan Danone Indonesia akan melakukan sinergi pada kedua program ini.

Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto menyatakan, “Melalui visi One Planet One Health, kami percaya bahwa kesehatan bumi dan manusia harus berjalan bersama, termasuk dalam pencegahan stunting.

Untuk itu, program Bersama Cegah Stunting hadir untuk membawa intervensi gizi spesifik dan sensitif dalam upaya pencegahan stunting. Beberapa diantaranya termasuk edukasi gizi dan pola hidup sehat bagi anak usia PAUD, SD, remaja, dan keluarga; edukasi kantin sehat; bantuan akses bersih; serta edukasi publik dan media massa.

Nota Kesepahaman Bersama ini berlaku selama 5 (lima) tahun hingga 2026 dengan dengan yang menyasar masyarakat di berbagai provinsi di Indonesia. Ruang lingkup kerjasama ini meliputi advokasi, komunikasi, informasi, edukasi serta sosialisasi program; peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia; maupun pemanfaatan sarana dan prasarana. Selain itu, akan dilakukan juga peningkatan penelitian dan pengembangan serta penguatan sistem, data, informasi; intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif; maupun pemberdayaan masyarakat.

Sementara bagi program Bersama Cegah Stunting, Danone Indonesia telah dan akan melakukan berbagai upaya edukasi dan intervensi. Diantaranya adalah edukasi gizi seimbang Isi Piringku untuk Anak 4 – 6 tahun di PAUD, edukasi hidup sehat GESID (Generasi Sehat Indonesia) bagi remaja, edukasi kantin sehat Warung Anak Sehat (WAS), bantuan air bersih Water Access Sanitation and Hygiene (WASH), hingga edukasi keluarga Generasi Bebas Stunting melalui Nutrisi Edukasi Keluarga Menuju Sehat (Gasing Nekmese).

Sepanjang pandemi, tantangan baru banyak dihadapi oleh berbagai sektor kritis kemajuan bangsa, seperti kesehatan, ekonomi, hingga pendidikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News