CEO Pertamina International Shipping Beber Kunci Utama jadi Urat Nadi Virtual Energi
Dia mengatakan beragam kejadian besar dunia seperti pandemi Covid-19, konflik geopolitik, dan bencana alam yang dipicu oleh perubahan iklim, merupakan tantangan-tantangan yang harus dijawab oleh seluruh pemimpin dunia dan industri terkait.
Studi oleh UNCTAD menemukan negara-negara berkembang dengan bentang geografi kepulauan paling menderita akibat tantangan tersebut dengan rata-rata biaya logistik lebih tinggi 32-35 persen dari median global.
Kenaikan biaya logistik maritim mengakibatkan inflasi di negara berkembang 5 kali lebih besar di kelompok negara tersebut.
“Berdasarkan penelitian kami, biaya logistik maritim mengakibatkan inflasi lima kali lebih tinggi di negara-negara berkembang. Indonesia paham betul mengenai ini," terang Grynspan saat membuka forum ini.
Menurut Grynspan, dengan lebih dari 18 ribu pulau, banyak penduduk di Indonesia merasakan konsekuensi dari mahalnya harga barang-barang kebutuhan harian mereka.
"Kenyataan ini menekankan seberapa gentingnya kita untuk meningkatkan ketahanan, inklusivitas, dan keberlanjutan rantai pasokan kita di dunia,” ungkapnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan Pertamina sebagai BUMN akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan menyediakan energi yang cukup di seluruh Indonesia.
"Ketahanan energi nasional yang terjangkau di seluruh Indonesia menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Fadjar.
Sesi di forum internasional yang digelar Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini tak hanya dihadiri oleh PIS dan UNCTAD.