Cerita dan Pesan Bu Mega untuk Habaib & Purnawirawan kader Baru PDIP
Selain itu Megawati juga mengajak para ulama, purnawirawan, akademisi dan seluruh kader partainya terus menjaga Indonesia ini setia pada jalan Pancasila dan Islam yang rahmatan lil alamin.
"Kenapa tak dinikmati kemerdekaan ini dengan menikmati Pancasila? Mari lebih baik lakukan itu daripada sesuatu yang keras-keras," ungkap Bu Mega.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menambahkan, pemberian KTA ini adalah wujud partai berlambang kepala banteng itu adalah rumah kebangsaan Indonesia raya. "PDIP selalu berjuang menjadi rumah rakyat, berjuang menjalankan cita-cita Bung Karno demi terwujudnya kesejahteraan rakyat," kata Hasto.
Salah seorang ulama yang bergabung dengan PDIP adalah Habib Husein Muhdar Almuhdar. Dalam kesempatan itu Habib Husein dipercaya menyampaikan sambutan sekaligus membaca doa mewakili para ulama yang menerima KTA PDIP.
Habib Husein saat berbicara menyelipkan parikan alias karmina atau pantun kilat dalam bahasa Jawa. “Gedhang goreng enak legi, melok banteng wani mati (pisang goreng enak manis, ikut banteng berani mati, red),” ucapnya.
Menurut Habib Husein, keputusannya bersama kolega-koleganya masuk ke PDIP demi berjuang menyebarkan kebaikan dan kebenaran. “Itulah yang dimaui oleh Pak Karno untuk kita lakukan. Merdeka!” ucapnya.
Sejumlah ulama yang bergabung dengan PDIP dan menerima KTA dari Megawati antara lain Habib Husen Muhdar Almuhdar, Habib Sholeh Almuhdar, Habib Ali Assegaf, ulama muda KH Zainal Arifin, serta Habib Salim Aljindan.
Adapun dari unsur purnawirawan TNI dan Polri ada Mayjen TNI (Purn) Andri Sutarno, Mayjen TNI (Purn) Bambang Haryanto, Laksda (Purn) Yuhastihar, Marsekal Madya (Purn) Benedictus Wijanarko, Irjen (Purn) Albertus Simanjuntak. Untuk akademisi yang menerima KTA PDIP adalah Dr Diah Arimbi.(boy/jpnn)