Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Cerita Survivor Stroke di Hari Stroke Dunia

Lepas Batok Kepala saat Imlek

Rabu, 29 Oktober 2014 – 23:01 WIB
Cerita Survivor Stroke di Hari Stroke Dunia - JPNN.COM
BERSYUKUR TERUS HIDUP: Christine Wiguna bersama dua putri cantiknya, Michelle Valencia (kiri) dan Jenice Catline. (Dimas Alif/Jawa Pos)

Gejala itu disusul pembengkakan di lengan kanan serta rasa pusing. Chris, sapaan dia, harus menunggu beberapa saat sebelum tenaganya kuat untuk berdiri. Serangan yang baru terjadi Juni lalu tersebut seperti sudah diprediksinya. Pria kelahiran Kefamenanu, NTT, tersebut seringsurfing artikel stroke. Misalnya tentang gejala, faktor risiko, usia, hingga pola hidup tak sehat. Apalagi begitu tahu satu faktor penyebabnya adalah merokok. ”Saya perokok berat. Sering berpikir, cepat atau lambat saya pasti kena stroke,” katanya.

Berbekal informasi itu, begitu bisa berdiri, Chris langsung meminta diantar ke RS. Hasil pemeriksaan menunjukkan penyumbatan di pembuluh darah otak. Chris diopname selama dua malam tiga hari. ”Saya tahu saya potensial kena stroke, tapi tidak terbayang di usia semuda ini,” kata pria yang saat ini sedang meneruskan kuliah S-2 Teknik Kelautan ITS itu.

Kini Chris sudah membaik. Tak ingin mengalami hal serupa, warga Rungkut, Surabaya, tersebut kini mengubah gaya hidup. Rokok kini tak dia sentuh lagi. Dia juga menjalani diet. ”Hindari garam dan lemak. Saya masih muda. Masih banyak hal yang harus saya lakukan. Nggak mau kena stroke lagi,” ucap dia.

Selain Chris, ada Krido Saptomo. Pria 50 tahun itu terserang stroke dua kali. Serangan pertama dia alami saat sujud salat Subuh pada 18 Oktober tahun lalu. ”Waktu sujud kedua langsung terasa fly,” katanya.

Oleh sang istri, dia diboyong ke klinik di dekat rumah. Kemudian, dia dirujuk ke rumah sakit dan diketahui ada pembuluh darah yang pecah. Setelah gumpalan darah tersedot, Krido dirawat tiga minggu. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pecahnya pembuluh darah di otak itu disebabkan hipertensi. Memang ayah dua anak tersebut punya riwayat hipertensi.

Setelah sepuluh hari rawat jalan, serangan kedua mendera pria yang berprofesi sebagai desainer interiortersebut. Kali ini bukan akibat pecahnya pembuluh darah, melainkan penyumbatan pembuluh darah. Dengan bantuan obat dan mengatur pola makan, kini serangan itu tak muncul. ”Saya hindari daging merah. Kalau daging putih seperti ikan, itu wajib makan,” ujarnya. (ina/bir/c11/ayi)

Hari ini (29/10) diperingati sebagai World Stroke Day atau Hari Stroke Sedunia. Penyakit yang menyerang otak itu kini menjadi penyebab kematian terbanyak

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News