Cerita Yuddy Chrisnandi Berpuasa 18 Jam di Ukraina
"Saya berusaha menghadirkan rasa berbuka ala Indonesia. Saya siapkan makanan-makanan Indonesia yang ramai. Kolak, candil, es buah, soto, gado, empal, banyak lah." ucap pria asal Jawa Barat itu.
Kendati harus menjalani waktu puasa yang jauh lebih lama, namun Yuddy mengaku menikmati kondisi Ramadan di Ukraina. Dia memandang, lamanya waktu puasa di Ukraina justru membuat persaudaraan antarumat muslim di sana semakin kuat.
"Satu lagi yang menjadi catatan saya, kedekatan antar umat Islam di sini terasa begitu rekat, satu sama lain seperti ada ikatan batin. Mungkin karena di sini minoritas, umat jadi lebih saling mengenal," ucap mantan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara ini.
Yuddy pun menjelaskan bila dihitung secara jumlah populasi, jumlah umat Islam di Ukraina tidak lebih dari 1,5 persen populasi warga Ukraina.
Dia mengatakan, masjid di kota Kyiv juga hanya ada 2 yaitu Ar-Rahmah dan Al-Raid, walaupun juga ada masjid-masjid lain di kota lain seperti kota Kharkiv, Odessa, Chernigiv, dan sejumlah daerah lain.
Kendati demikian, di bulan Ramadan ini, masjid-masjid di Ukraina selalu penuh oleh jemaah saat waktu berbuka dan ibadah salat tarawih.
"Saya kadang-kadang terenyuh pada ukhuwah islamiyah yang ada di Ukraina. Terasa sangat kekeluargaan. Semoga Ramadan tahun ini, kita diberikan keberkahan, rahmat, dan ampunan dari Allah SWT," Yuddy menandaskan. (dil/jpnn)