Chairunnisa Amarta Kembangkan Hipnosis untuk Perawatan Gigi dan Mulut
Cabut Gigi Tak Sakit meski tanpa BiusKamis, 08 Maret 2012 – 07:07 WIB
Awalnya, dia tidak percaya. Namun, setelah mempraktikkan ilmu kepada pembantunya, dia baru percaya sugesti itu bisa menjadi nyata bagi orang yang menerimanya. Kala itu dia memberikan sugesti, pembantunya seolah sedang dikejar-kejar sesosok makhluk menyeramkan dan dia berlari seperti Bionic Woman. "Saya sampai tertawa sendiri melihat pembantu saya waktu itu berlari di tempat dengan gaya slow motion khas Bionic Woman," kenangnya.
Setelah itu, dia kian bersemangat untuk memperdalam ilmunya dengan berkelana ke berbagai negara. Dia mendalami neuro-linguistic programming (NLP) di Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. Dia berhasil mendapatkan master di bidang itu dari Society of NLP. Baru kemudian, dia lebih spesifik belajar medical and dental hypnotherapy. Bahkan, dia pernah belajar langsung kepada George Bien, seorang praktisi hipnoterapi internasional.
Kali pertama, Irun menangani masalah gigi mahasiswanya di Trisakti pada 2005. Saat itu dia melakukan operasi pada seorang mahasiswa yang gigi belakangnya terbenam dengan metode hypnodontia. Irun menuturkan, saat dibuka dan dicongkel, anak didiknya tersebut tidak merasakan sakit. Padahal, ketika itu tidak menggunakan anestesi. Ditambah lagi, saat itu Irun belum merasa percaya diri.