Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Charlie Hebdo & Joseph Suryadi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Selasa, 14 Desember 2021 – 12:18 WIB
Charlie Hebdo & Joseph Suryadi - JPNN.COM
Ilustrasi Charlie Hebdo. Foto: Reuters

Ayat-ayat Setan menyulut kontroversi dan polemik berkepanjangan bahkan sampai sekarang. Sejumlah orang yang dikaitkan dengan novel ini di sejumlah negara ditemukan tewas, terutama para penerjemah The Satanic Verses ke bahasa-bahasa lain.

Dalam novelnya Rushdie menyebut Rasulullah sebagai ‘’Mahound’’. Sebutan ini dimunculkan oleh tentara Perang Salib untuk menghina Muhammad saw. Kata ini sekarang sudah jarang digunakan.

Namun, ketika Rushdie menamai tokoh utama Ayat-Ayat Setan dengan nama itu sudah jelas bahwa ia merujuk kepada Muhammad.

Rushdie juga memunculkan tokoh Ayesha sebagai perempuan jahat. Juga digambarkan mengenai 12 perempuan yang disebutnya sebagai perempuan lacur yang mengelilingi kehidupan Mahound.

Rujukan-rujukan ini jelas ditujukan kepada Aisah, istri Rasulullah, dan istri-istri Rasulullah lainnya.

Di Indonesia pada abad ke-19 sudah ada karya sastra yang dianggap melecehkan Islam. Karya sastra yang disebut Serat Gatholoco itu mengkritik masuknya Islam ke Jawa dengan menghancurkan kerjaan Majapahit yang Hindu.

Gatholoco adalah suluk karya sastra Jawa klasik, berbahasa Jawa baru, berbentuk puisi tembang macapat berisi ajaran tasawuf atau mistik yang menggambarkan pengembaraan spritual Gatholoco dan Darmogandul yang menjadi batur kesayangannya.

Dalam pengembaraan spritual itu Gatholoco berdebat dengan sejumlah ulama Islam mengenai ilmu sejati dan sangkan paraning dumadi, asal muasal penciptaan manusia dan tujuan hidupnya.

Joseph Suryadi menggambarkan seorang laki-laki memakai jubah, menggandeng seorang perempuan membawa boneka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close