Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

China Airlines Dihajar Turbulensi, Penumpang Luka-luka

Minggu, 21 September 2008 – 10:51 WIB
China Airlines Dihajar Turbulensi, Penumpang Luka-luka - JPNN.COM
SIAGA: Tim medis menolong penumpang pesawat China Airlines yang cedera saat dirawat di RS Sanglah, Denpasar, Bali.
Meski terbang ke Indonesia, sampai tadi malam baru seorang warga negara Indonesia (WNI) bernama Dwi Hartati yang terdaftar sebagai penumpang China Airlines. Dwi termasuk korban terluka akibat turbulensi. Namun, dia hanya menjalani rawat jalan di salah satu rumah sakit dekat Bandara Ngurah Rai.

Nama Dwi Hartati diperoleh dari daftar korban yang dirilis Humas PT Persero Angkasa Pura I Ngurah Rai. ”Ada satu WNI, dia ikut terluka,” M. Dimiyati, humas PT Angkasa Pura (AP) I, Bandara Ngurah Rai, Denpasar.

Dimiyati juga mengaku belum bisa merinci titik koordinat turbulensi yang menimpa pesawat China Airlines. Pasalnya, pilot tidak melaporkan peristiwa alam itu kepada pihak Bandara Ngurah Rai. ”Kita justru mendapat laporan dari Gapura operation lewat ground handling China Airlines. Nanti mungkin ada pilot report-nya ke kita,” katanya

Menurut Dimiyati, turbulensi adalah fenomena alam yang kerap terjadi dan menimpa dunia penerbangan. Setelah menerima pilot report dari China Airlines, pihaknya akan meminta pilot penerbangan lain mewaspadai jalur yang dimaksud. ”Untuk korban, bisa saja terjadi ketika mereka berjalan di pesawat atau di toilet dan bisa juga karena tidak menggunakan safety bel,” tambahnya.

Meski jatuh korban akibat turbulensi, pihak bandara tidak meng-grounding dan memeriksa pesawat. Bahkan, sekitar pukul 17.00 Wita pesawat buatan AS itu kembali terbang ke Taipei. ”Dari pengecekan awal kondisi pesawat terlihat mulus, tidak ada kerusakan. Jadi, kita tidak melarang pesawat itu terbang lagi, ” ujar Dimiyati. (para/gup/jpnn)

DENPASAR – Ketenangan Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Sabtu siang (20/9) berubah menjadi kepanikan luar biasa. Penyebabnya

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News