China dan Rusia Abstain, Resolusi PBB Atas Suriah Buntu
jpnn.com - NEWYORK - Presiden AS Barack Obama meyakini pemerintah Suriah melakukan serangan senjata kimia di dekat Damaskus terhadap rakyatnya sendiri. Pernyataan Obama dikeluarkan setelah terjadi perdebatan di PBB tentang perlu tidaknya resolusi atas Suriah.
"Penggunaan senjata kimia mempengaruhi kepentingan nasional AS. Namun belum membuat keputusan apakah akan melakukan intervensi militer," ujarnya seperti dilansir CNN, Kamis (29/8).
Inggris telah mendorong anggota-anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi yang akan memberikan otorisasi atas tindakan-tindakan untuk melindungi rakyat sipil di Suriah. Namun, Rusia dan China menolak resolusi itu sehingga pertemuan tersebut tidak menghasilkan apapun.
Kementerian Luar Negeri AS mengkritik kerasnya pendirian Rusia dan mengatakan tidak bisa membiarkan kelumpuhan diplomatik untuk menjadi perisai bagi kepemimpinan Suriah.
"Kita tidak percaya, mengingat sistem pengiriman, penggunaan roket, bahwa oposisi bisa telah melaksanakan serangan ini. Kami telah menyimpulkan bahwa pemerintah Suriah yang mengeluarkannya. Dan jika demikian, maka perlu ada konsekuensi internasional," lanjut Obama.
Pihak pemerintah Suriah sendiri menolak klaim tersebut dan menyatakan hal itu rekayasa barat untuk membenarkan aksi militer.
Beberapa contoh intervensi militer yang dilakukan AS dan sekutunya antara lain, Irak 1991 dimana pasukan koalisi militer global pimpinan AS atas dasar mandat Dewan Keamanan PBB untuk mengusir pasukan Irak dari Kuwait. Perang Balkan pada 1990-an, AS memasok senjata untuk pasukan anti Serbia di Kroasia dan Bosnia meski ada embargo PBB.
Juga, perang Somalia tahun 1992-1993, dimana Dewan Keamanan PBB mengizinkan pembentukan pasukan internasional dengan tujuan memberikan bantuan kemanusiaan saat pemerintah Somalia terjungkal. Keterlibatan AS yang tidak memiliki tujuan jelas ini mencapai puncaknya dengan tragedi jatuhnya helikopter andalan AS, Black Hawk pada 1993 dan memicu penarikan pasukan AS.