China Larang Warganya di Beberapa Kota Kunjungi Taiwan
Turis yang bepergian sendiri dari puluhan kota di China tak bisa lagi mengunjungi Taiwan, karena ketegangan di antara Beijing dan Taipei yang terus meningkat.
Poin utama:
• Taiwan menyatakan protes keras dan mengutuk langkah terbaru China• Keputusan itu mungkin terkait dengan Pemilihan Presiden Taiwan pada Januari, kata para ahli
• China seringkali menggunakan pariwisata sebagai senjata diplomatik mereka
Pada hari Rabu (31/7/2019), Departemen Kebudayaan dan Pariwisata China membuat pengumuman mengejutkan bahwa pihaknya akan menangguhkan izin perjalanan individu yang diajukan wisatawan China dari 47 kota -termasuk Beijing dan Shanghai -berlaku efektif 1 Agustus, yang berarti hanya kelompok wisata terorganisir saja yang akan diizinkan untuk mengunjungi Taiwan.
Pernyataan itu mengatakan penangguhan tersebut terkait dengan "perkembangan hubungan lintas selat saat ini" tetapi tak merinci lebih lanjut.
Pada Rabu (31/7/2019) malam, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, tetap bungkam mengenai topik tersebut, meskipun diminta tiga kali untuk menjelaskan keputusan mereka dalam sebuah konferensi pers reguler.
Menanggapi pengumuman tersebut, Dewan Urusan Daratan Taiwan menyatakan protes keras dan mengutuk langkah terbaru China untuk membatasi perjalanan, menambahkan bahwa Taipei akan membahas masalah ini dengan Beijing.
Ketegangan meningkat antara Beijing dan Taipei pada bulan lalu, di saat AS menyetujui kemungkinan penjualan tank, rudal dan peralatan terkait sebesar $ AS2, 2 miliar (atau setara Rp 28 triliun) ke Taiwan.
Sebagai tanggapan, China telah memeringatkan Amerika Serikat "untuk tidak bermain api" dan mengancam akan memberikan sanksi kepada perusahaan AS yang menjual senjata ke Taiwan.