China Rombak Protokol Covid-19, Pemulihan Ekonomi Prioritas Utama
Dia membandingkannya dengan flu burung H1N1 yang menulari 120 ribu warga China pada 2009 yang memiliki fatalitas sebesar 0,6 persen.
Zhong juga mendorong agar vaksinasi penguat digencarkan, terutama menjelang musim mudik massal untuk merayakan Tahun Baru Imlek.
Terkait dengan isu bahwa penularan Omicron di wilayah utara China, seperti Beijing, lebih kuat dibandingkan di selatan seperti Guangzhou, Zhong mengatakan tidak ada perbedaan yang signifikan pada varian virus yang terdeteksi di selatan dengan di utara.
Ia mengungkapkan bahwa di Guangzhou dan Chongqing di wilayah barat daya, wabah didominasi Omicron subvarian BA.5.2, sedangkan di Beijing dan Baoding di Provinsi Hebei didominasi subvarian BF.7 yang merupakan hasil mutasi BA.5.2.
China sebelumnya menerapkan kebijakan nol kasus COVID-19 secara ketat. Sepanjang 2022 negara itu telah beberapa kali menutup akses ke kota-kota besar dan pusat perekonomian, seperti Shanghai, Guangzhou, Xian, dan Beijing. Kebijakan itu telah menyebabkan pelambatan pertumbuhan perekonomian dan gejolak sosial.
Otoritas China melalui Dewan Pemerintahan telah mengeluarkan 10 kebijakan baru yang melonggarkan protokol kesehatan antipandemi sejak 7 Desember 2022, di antaranya dengan mencabut aturan wajib tes PCR dan pemindaian kode kesehatan. (ant/dil/jpnn)