Ciptakan Animasi Tanah Liat, Siswa SD di Darwin Menangi Penghargaan Film
"Tiga kelompok siswa kelas 5 dan 6 mengerjakannya penuh waktu, untuk animasi tiga menit," tambahnya.
Di samping lambatnya proses pembuatan animasi tanah liat stop-motion, yang dijelaskan Al Oldfield sebagai ‘Anda memindahkan plastisin, Anda mengambil gambar ... Anda melakukannya, 1 juta kali’, anak-anak tetap terlibat dalam inti proyek ini.
"Saya sangat beruntung bisa bekerja sama dengan SD Millner selama 5 tahunan, sebagian besar anak-anak ini telah mengerjakan beberapa animasi bersama saya,” utaranya.
Ia mengungkapkan, "Ketika saya berdiri di depan kelas ini, mereka semua cukup mengetahui dengan dasar-dasar animasi stop-motion dan saya bisa menunjukkan kepada mereka beberapa hal yang sangat mewah. Bagi kami, pembelajaran kumulatif ini benar-benar terbayar."
Dengan banyak bioskop menayangkan film animasi dan game rumahan yang sudah tersedia dalam bentuk 3 dimensi, insentif apa yang ditawarkan animasi berobyek tanah liat?.
Al Oldfield memakai sidik jari animator, kadang-kadang terlihat dalam plastik di rangkaian animasi, sebagai bukti penampakan lebih yang kasar.
"Sidik jari adalah apa yang memisahkan kami dari digital. Anda tahu kan, ini adalah potongan plastisin ... tapi melompat-lompat dan bernyanyi. Itulah keajaibannya," sebut sang animator.
Ia mengatakan, aksi memanipulasi karakter yang terbuat dari tanah liat berarti ada banyak pemeliharaan selama syuting berlangsung.