CNN hingga Obama, Para Pengkritik Trump Diteror Paket Bom
Di pojok kanan atas paket, terdapat enam prangko bergambar bendera AS. Sedangkan di kolom pengirim tertulis nama anggota parlemen AS asal Florida Debbie Wasserman Schultz yang salah eja. Kurang huruf c di kata Schultz.
Sepuluh paket teror itu memang tercatat mencantumkan alamat Schultz sebagai alamat pengembalian jika paket tak sampai.
Teror tersebut muncul sejak Senin (22/10). Sebuah paket tak sengaja dibuka pegawai konglomerat AS George Soros di kediamannya, Bedford, New York. Untung, bom di dalamnya tak meledak.
Pada hari yang sama, mantan Hakim Agung Eric Holder sebenarnya juga mendapat kiriman. Namun, surat tersebut salah alamat. Kurir pun mengembalikannya ke alamat Schultz di Florida keesokannya (23/10).
''Sepertinya seseorang atau sekelompok orang mengirimkan paket-paket serupa ini,'' ungkap Kepala Intelijen dan Kontraterorisme Kepolisian New York John Miller.
Surat bom untuk mantan Presiden Barack Obama dan Hillary Clinton, penantang Trump dalam pemilihan presiden 2016, berhasil dicegat Secret Service. Sedangkan Maxine Waters, anggota DPR dari Demokrat yang sering cekcok dengan Trump, mendapatkan dua paket sekaligus.
Sementara itu, kiriman untuk mantan Direktur CIA John Brennan dikirim ke markas CNN di New York. CNN selama ini dikenal berada dalam barisan depan pengkritik presiden dari Partai Republik tersebut.
''Semua tahu kalau orang-orang (yang jadi sasaran teror) ini sudah dijelek-jelekkan oleh simpatisan sayap kanan. Nyatanya, ujaran kebencian dan aksi kekerasan ada hubungannya,'' ujar Heidi Beirich, pakar intel The Southern Poverty Law Center. (bil/c5/ttg)