Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Cobaan Karina

Oleh: Dahlan Iskan

Sabtu, 07 Agustus 2021 – 08:56 WIB
Cobaan Karina - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: disway.id

Puncak dukanya terjadi ketika Karina dikejar batas akhir untuk memperoleh gelar doktor. Ujian doktor itu tertunda-tunda terus. Penyebabnya: ibunda Karina sakit kanker. Kanker usus.

Lebih sulit lagi: sang ibu –dokter spesialis kulit– tidak mau dikemo. Sebagai dokter sang ibu khawatir pada efek samping kemoterapi.

Itu persis seperti saya. Saya juga tidak mau dikemo –ketika terkena kanker hati stadium empat lebih 16 tahun lalu.

Sebenarnya saya sudah dikemo. Di sebuah RS di Singapura. Sakit sekali. Tidak kuat. Saya minta dihentikan. Saya pilih biarkan saja mati. Saya sudah rela.

Namun, Karina tidak rela ibunya meninggal dunia. Sang ibu, waktu itu 69 tahun, kian lemah.

Usus sang ibu sudah berhasil dipotong. Sepanjang sekitar 60 cm. Di Jakarta.

Memang usus yang tersisa berhasil disambung. Sukses. Namun, protokol kanker masih mengharuskan sang ibu menjalani kemo. Teoretis, bibit-bibit kanker mungkin saja masih ada di sekitar itu. Atau di tempat lain. Itu harus dikemo. Agar tidak berbiak lagi.

Namun, sang ibu menolak untuk dikemo. Karina harus cari jalan lain. Karina ingat kunjungannya ke Korea Selatan. Waktu itu bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Saat Ahok masih menjabat Plt Gubernur DKI Jakarta.

Kata-kata seperti itu sudah mulai mendera Karina belakangan ini. Sejak Karina menerapkan terapi aaPRP untuk pasien Covid.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News