Cordlife Selamatkan Balita Cacat Otak
Rabu, 02 Desember 2009 – 19:42 WIB
"Sekitar seminggu sebelum Georgia diahirkan, kami memutuskan untuk menyimpan darah tali pusarnya di Cordlife. (Tapi) tak pernah dalam satu juta tahun pun (saat itu) kami terbayang akan benar-benar menggunakannya. Kami (hanya) melakukan itu karena kami yakin dengan potensi (pengembangan) sel darah tersebut dalam menyembuhkan penyakit seperti leukemia," tutur Louis Conn dalam pengakuannya.
Kasus penyakit leukemia yang juga pernah disembuhkan lewat infusi sel darah tali pusar, seperti yang dimaksud Mrs Conn, merupakan juga keberhasilan awal di bidang aplikasi medis yang melibatkan Cordlife. Itu juga terjadi di Singapura awal 2003 lalu, terhadap Ryan Foo, balita (yang saat itu) berumur tiga tahun - hanya berselang sekitar 1,5 tahun sejak Cordlife didirikan. Menariknya, untuk kasus Ryan yang sempat didiagnosa nyaris tak berpeluang sembuh itu, sel darah penyelamat hidupnya berasal dari adik perempuannya.
"Di luar indikasi keberhasilan dalam kasus cerebral palsy ini, yang memang sejauh ini di dunia medis belum ditemukan solusi pasti penyembuhannya, potensi manfaat dan pengembangan stem cell dari darah tali pusar, jelas besar sekali ke depannya. Dan bagi kami, itu memang sudah sejalan dengan misi kita, untuk 'memberi harapan dan menyelamatkan hidup'," tutur Steven Fang pula, selaku pendiri sekaligus Group CEO Cordlife Pte Ltd. (ito/JPNN)