Corona Merajalela, Hasto PDIP Gelorakan Kedaulatan Kesehatan
jpnn.com, SERANG - Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia berdaulat di bidang kesehatan. Menurutnya, penyebaran virus corona menjadi pengingat betapa pentingnya kedaulatan kesehatan bagi Indonesia.
Hasto menyampaikan itu saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) I DPD PDIP Banten di Serang, Sabtu (14/3). “Mimpi dari para pendiri republik adalah bagaimana kita memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, yang salah satu instrumennya adalah aspek kesehatan,” ujarnya.
Politikus asal Yogyakarta itu menegaskan, Indonesia sudah berkali-kali terbukti mampu menghadapi wabah penyakit. Sebagai contoh, Indonesia punya pengalaman mengatasi penyakit hepatitis B.
Dari pengalaman itu pula Indonesia membangun Laboratorium Hepatika Bumi Gora di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). "Dulu harga vaksin hepatitis B itu Rp 3 juta. Setelah bekerja sama dengan Jepang, kemudian kita mampu menemukan sebuah serum untuk hepatitis B tersebut. Harganya pun terjangkau," ungkapnya.
Selain itu, kata Hasto, Indonesia juga kaya akan sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk kesehatan, terutama bahan jamu tradisional seperti kunyit, jahe, temu lawak dan lainnya. “Ini (bahan-bahan jamu tradisional, red) kata para ahli menjadi salah satu penangkal yang membuat mengapa penyebaran virus corona tidak secepat apa yang terjadi di Italia dan Tiongkok," ujarnya.
Oleh karena itu Hasto mengatakan, Indonesia tidak boleh terus dininabobokan obat-obatan dan farmasi dari luar negeri. Sebab, Indonesia kaya akan sumber daya bahan obat-obatan.
Merujuk sebuah data, Hasto menyebut angka impor obat-obatan Indonesia mencapai USD 794 juta atau lebih dari Rp 10 triliun. "Bagaimana negara ini dininabobokan oleh kesenangan untuk belanja dari luar, termasuk obat-obatan, padahal kita begitu kaya akan sumber daya," tegasnya.
Hasto menambahkan, pada Rakernas I PDIP 2020 di Jakarta beberapa waktu lalu ada pameran tentang kekayaan hayati Indonesia berupa 30 ribu jenis bahan obat-obatan. "Namun, hanya 12 yang baru dipatenkan. Nah, di dalam Rakernas itu kami mencanangkan gerakan hidup sehat," katanya.(boy/jpnn)