COVID-19 Lebih Ganas di Kalangan Minoritas, Muslim dan Yahudi Senasib
jpnn.com, LONDON - Tingkat kematian akibat COVID-19 di Inggris dan Wales di kalangan orang-orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai Muslim, Yahudi, Hindu atau Sikh lebih tinggi dibandingkan kalangan Kristen atau yang tidak menyebutkan agama.
Data terbaru Kantor Statistik Nasional (ONS) itu juga mencerminkan studi sebelumnya, yang menunjukkan bahwa kalangan warga kulit hitam dan kelompok-kelompok etnik minoritas lainnya memiliki risiko kematian yang jauh lebih tinggi daripada etnik kulit putih.
Menurut ONS, yang mengkaji data dari awal Maret hingga 15 Mei, tingkat kematian di kalangan Muslim lebih tinggi daripada kelompok lain, sementara kalangan Yahudi, Hindu atau Sikh juga menunjukkan tingkat kematian yang tinggi.
"Jika aspek etnik diperhitungkan, (ini) menunjukkan bahwa sebagian besar dari perbedaan dalam tingkat kematian antara kelompok agama dijelaskan oleh kondisi kehidupan berbeda yang dijalani para anggota kelompok-kelompok ini; misalnya, tinggal di daerah dengan tingkat sosial-ekonomi yang jauh lebih terbatas dan perbedaan dalam karakteristik etnik," tulis ONS dalam laporannya.
"Namun, setelah disesuaikan dengan itu semua, laki-laki Yahudi berisiko dua kali lipat lebih rentan dibandingkan laki-laki Kristen, dan perempuan Yahudi juga berisiko lebih tinggi," kata Nick Stripe, salah satu kepala divisi ONS.
Ia menambahkan bahwa lebih banyak penelitian diperlukan untuk menjelaskan keadaan tersebut.
Tingkat kematian di kalangan pria Muslim adalah 98,9 per 100.000 sedangkan pada perempuan Muslim adalah 98,2 kematian per 100.000.
Di kalangan mereka yang mengatakan tidak memiliki agama dalam sensus Inggris 2011, tingkat kematiannya adalah 80,7 per 100.000 pada pria dan 47,9 kematian per 100.000 pada wanita.