Crossborder Tourism Dimatangkan di Pulau Dewata Bali
jpnn.com, BALI - Menpar Arief Yahya sangat serius menggarap crossborder tourism. Satu hari menghebohkan Jember Fashion Carnaval 2017 dengan hastag #PesonaJFC2017 itu, mantan Dirut Telkom itu langsung memantau pergerakan daerah perbatasan yang menjadi destinasi crossborder.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Nusantara pun merapatkan diri di Grand Mega Resort and Spa, Ngurah Rai, Bali.
Mereka menggelar Rakor Crossborder, 14-15 Agustus 2017, bersama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Biro Pusat Statistik (BPS), Dinas Pariwisata Daerah, Imigrasi, Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu dan pihak Kepolisian.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana dan Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti ikut mengawal agenda Rakor Crossborder. Keduanya ditemani 1 Kepala Biro, 11 Asisten Deputi serta 21 Bidang dan Peneliti.
Narasumber yang diundang juga orang-orang penting di wilayah perbatasan. Dari mulai F Gatot Yanrianto SE M.Si, Asdep Potensi Perbatasan Laut BNPP, Kombes (Pol) Drs Hari Prasodjo, Analis Kebijakan Sops Polri, Luki Zaiman Prawira, Kepala Dinas Pariwisata Kab Bintan, Heny Wulandari, Biro Pusat Statistik dan Adhar, Kepala Subdirektorat Pengelolaan Data dan pelaporan Imigrasi hingga Wirawan Setiaji, Analisis Penganggaran Direktorat Anggaran I Kemenkeu, ikut diundang membahas semua persoalan crossborder.
Di crossborder area, 8 Dinas Pariwisata Provinsi Perbatasan juga ikut hadir. Begitu juga 31 Dinas Pariwisata Kab/Kota di wilayah perbatasan.
Selain itu juga ada Kadispar Provinsi Bali, Kadispar Kota Denpasar, ASITA, BPPD Bali, STP Bali, Kajian S2 Pariwisata, Universitas Udayana, serta Ketua Yayasan Desa Adat Sanur.
Crossborder Tourism dinilai strategis, untuk menciptakan kantung-kantung destinasi baru yang digerakkan melalui event. Wajar, jika trend jumlah kunjungan wisman via crossborder terus meningkat.