Cuaca Buruk Halangi Evakuasi
KSAU Pimpin Penyambutan JenazahMinggu, 29 Juni 2008 – 08:10 WIB
Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau), Marsekal Madya I Gusti Made Oka mengatakan, evakuasi korban terpaksa ditunda karena cuaca buruk dan medan sangat berat. ’’Seluruh jenazah sebenarnya sudah dimasukkan ke kantong mayat dan dievakuasi dari titik jatuh pesawat ke helipad darurat yang dibuat tim evakuasi berjarak sekitar 200 meter,’’ ujarnya di lokasi helipad darurat cadangan di lereng Gunung Salak kemarin. Karena cuaca buruk, helikopter tidak bisa mendarat di helipad tersebut sehingga terpaksa ditunda hingga Minggu pagi.
Dengan kondisi tersebut, tim evakuasi mengalami kesulitan. Selain kabut pekat menyelimuti lereng Gunung Salak, masih ada korban yang berada di dalam pesawat. Tak jelas mayat siapa karena tubuhnya hancur dan sulit dikenali lagi. Terpaksa badan pesawat dipotong dengan gergaji mesin untuk mengeluarkan mayat.
Kondisi jasad korban yang lain juga memprihatinkan. Kepala, kaki, dan tangan berserakan. Jarak potongan tubuh yang satu dengan yang lain 5–10 meter. Karena sulit dikenali, semua potongan tubuh itu dimasukkan ke kantong mayat. Sulit mengidentifikasi jasad korban di lokasi kejadian. Rencananya, identifikasi dilakukan setelah dievakuasi.
Evakuasi disiapkan dua skenario. Bila cuaca mendukung, korban akan dievakuasi lewat titik helipad I di dekat TKP. Namun, bila cuaca tidak mendukung alias buruk, tim menerapkan skenario kedua, mengevakuasi korban lewat jalan darat menuju helipad titik II, yakni di Kampung Pasir Walanda yang berjarak tempuh 2–3 jam perjalanan kaki dari helipad titik I.
Nah, dari situ korban dibawa dengan helikopter ke helipad di Rindam Jaya, Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Bogor. Selanjutnya, jenazah dipindahkan ke helikopter Puma untuk diterbangkan ke Halim Perdanakusuma dan disambut dengan upacara kemiliteran.
Kapten Lanud Halim Perdanakusuma Mayor Ernes Dj Tamrene mengatakan, korban Casa akan ditempatkan di Skuadron Udara 17 Wing I Lanud Halim Perdanakusuma.