Curhatan Jamaah di Jalur Maut: Dari Belakang Muncul Orang Afrika, dari Depan Orang Arab
Pada saat tiba di persimpangan jalan antara Jalan Arab 204 dan jalan yang biasa dilalui jamaah Indonesia menuju terowongan Mina Muaisim 3, kelima rombongan berhasil melaju dengan tenang. Maklum, saat itu masih pagi, sekitar pukul 06.00. Tapi, hanya lima rombongan yang boleh masuk.
"Sementara tiga rombongan yang di belakang, termasuk saya, dilarang lewat jalan ke terowongan," ujar Ustad Acep. "Kami dibelokkan ke kiri oleh askar Arab Saudi. Kami menolak dan ngotot minta terus karena termasuk satu rombongan. Namun, mereka tetap tidak memperbolehkan. Kami pun mengalah," lanjutnya.
Tak berapa lama mereka berjalan, tiba-tiba dari arah belakang ada ratusan orang berkulit hitam (Afrika) yang masuk ke jalan selebar hanya 6 meter itu. "Jamaah sudah mulai kacau. Saya mencoba menenangkan," ujar Acep.
Keadaan menjadi makin kacau karena dari depan berlawanan arah muncul ratusan orang berwajah Arab. Mereka juga merangsek maju. Informasinya, mereka berbalik arah karena pintu besi Jamarat tiba-tiba ditutup. Akhirnya terjadi dorong-dorongan. Jamaah sudah diminta minggir, namun terus terjepit. Apalagi, semua pintu maktab di kanan dan kiri jalan dikunci.
"Jamaah jadi terdesak dan saya menyaksikan sendiri bagaimana banyaknya jamaah kita jatuh. Entah sudah meninggal atau belum. Saya berusaha menolong yang bisa saya tolong," cerita Acep yang mengaku juga terinjak-injak saat kejadian.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku sangat terpukul setelah mendengar satu per satu ungkapan jamaah di JKS 61 di maktab 7. "Kami sebagai pemerintah sangat terpukul dengan peristiwa ini, tapi tidak ingin menyalahkan siapa-siapa," ujarnya. (*/c9/c7/kim)