Cyber Fraud di Bali, Surabaya dan Batam Diduga Masih Satu Jaringan
Dari penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian saat itu, mereka mengincar orang yang bermasalah dengan pihak pemberantasan korupsi, orang yang melakukan transaksi mencurigakan, dan orang yang bermasalah dengan bank.
Para pelaku ini menghubungi orang yang bermasalah di negaranya dengan menggunakan voice over internet protocol (VoIP). VoIP adalah teknologi yang memanfaatkan internet protocol untuk menyediakan komunikasi suara secara elektronis dan real-time.
Jaringan data digital dengan gateway untuk VoIP memungkinkan berhubungan dengan PABX atau jaringan analog telepon biasa.
Menelepon dengan menggunakan VoIP banyak keuntungannya, diantaranya lebih murah dari tarif telepon biasa, karena jaringan IP bersifat global.
Komplotan ini sudah memiliki target, dan tercatat di sebuah papan dan buku. Nama-nama calon korban diperoleh para pelaku dari seseorang di negara asal mereka. Datanya disimpan dalam flashdisk dan dikirim kepada mereka melalui perantara orang Indonesia, berinisial Rb.
Selain itu, para pelaku melakukan penipuan dengan menawarkan produk kosmetik dan obat-obatan secara online. Calon korban yang berada di negara mereka diperdaya untuk membeli produk yang ditawarkan. Setelah uang ditransfer, produk yang ditawarkan tidak dikirim.
Modus kejahatan ini sangat mirip dengan yang dilakukan komplotan di Jakarta, Surabaya dan Bali. Sehingga hal inilah yang mendasari pihak kepolisian, komplotan Batam satu jaringan dengan Jakarta,Surabaya dan Bali.
Diberitakan sebelumnya Wakil Direktur Kriminal Khusus Polda Metro Jaya AKBP Didik Sugiharto mengatakan regulasi yang lemah, membuat komplotan ini memilih Indonesia sebagai sarang kejahatannya.