Daerah Aliran Sungai Bersih dan Sehat, Masyarakat Sejahtera
Untuk itu Menteri Siti mengajak masyarakat untuk memperhatikan intervensi-intervensi yang manusia lakukan terhadap alam khususnya DAS, agar kesetimbangan sistem ekologis yang ada tetap terjaga.
Lebih jauh dijelaskan setiap tahun akibat bencana hidroorologis yang terjadi menyebabkan petani merugi karena gagal panen, jatuhnya korban jiwa, rusaknya infrastruktur, kerugian finansial hingga ratusan miliar rupiah, dan bahkan menjadi penyebab penurunan kenyamanan dan kualitas hidup manusia yang tentunya bisa berdampak jangka panjang bagi kualitas generasi manusia Indonesia kedepan.
Oleh karenanya Menteri Siti berpesan kesehatan DAS harus dijaga dengan perspektif yang lebih luas yaitu pengelolaan DAS secara terpadu.
Tidak hanya cukup dengan menanam pohon saja, namun juga harus memastikan terbentuknya tutupan vegetasi hutan terutama pada DTA atau wilayah hulu sebuah DAS.
Selain itu pembangunan-pembangunan sarana fisik pencegah erosi-sedimentasi juga harus terus diperbanyak.
Faktor lain yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan pemulihan DAS adalah keterlibatan multipihak dan kekompakan antar stakeholder yang terkait dengan pengelolaan DAS.
"Paling penting dalam Pemulihan DAS adalah bagaimana melibatkan multipihak dan pemanfaatan teknologi, dan bagaiman itu bisa kita monitor dengan baik," ungkap Menteri Siti.
Sementara itu Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL), Ida Bagus Putera Parthama menyatakan bahwa acara GNPDAS merupakan reorientasi gerakan rehabilitasi lahan dari sekedar fokus pada upaya penanaman menjadi fokus pada pemulihan DAS sebagai sebuah ekosistem.