Dahlan Iskan Tidak Menyangka Syekh Panji Pendiri Ponpes Al Zaytun Jago Bahasa Mandarin
Beberapa menit kemudian Syekh menunjukkan jari lagi ke kegelapan yang lain, ke arah lokasi sawmill. Ada pabrik mebel di situ. Semua mebel di pesantren itu tidak ada yang dibeli.
Lalu, ada lagi jalan berbelok ke kanan yang menuju ke pabrik beras, cold storage, dan pabrik air minum dalam kemasan. Air minum untuk 8.000 penghuni madrasah itu ternyata diproduksi sendiri.
Selain itu, berasnya juga diolah sendiri dari sawah di kawasan pesantren. Kalau lagi menyembelih ayam sekaligus sekian ribu, lantas dimasukkan cold storage.
Malam itu Dahlan diajak Syekh Panji ke wisma tamu pesantren yang malam itu sudah ramai oleh orang tua santri. Sebab, besoknya ada wisuda mahasiswa sarjana angkatan ketiga.
Dahlan menggambarkan wisma di Ponpes Al Zaytun seperti hotel bintang tiga. Enam lantai. Lift-nya dua buah. Lobinya besar. Kamar-kamarnya besar. Ranjangnya besar. Kursi-kursinya besar.
"Berarti wisma ini sudah berumur 25 tahun. Sudah waktunya direnovasi ringan. Saya membayangkan betapa mewahnya untuk ukuran 25 tahun lalu di pedalaman Indramayu. Jangan-jangan itu gedung ber-lift pertama di kabupaten itu," lanjut Dahlan.
Syekh Panji Ternyata Jago Bahasa Ibrani dan Mandarin
Dahlan baru tahu Syekh Panji jago bahasa Mandarin saat acara makan malam di wisma tamu tersebut.