Dahlan Kabur dari Barak Pengungsi Korban Sinabung
Keluhan itu langsung ditanggapi Dahlan dengan memberikan uang sirih sekitar Rp15 juta yang merupakan dana bantuan dari perusahaan BUMN. Mendapat bantuan itu, ibu-ibu pengungsi langsung merasa senang dan bersorak gembira.
Bersama iring-iringan rombongan dan ditemani Dewan Pertimbangan Presiden, TB Silalahi, Dahlan juga melihat posko pengungsian di GBKP Kota Kabanjahe, Masjid Agung, Posko Utama Tanggap Darurat, dan Paroki Katolik Kabanjahe.
Saat mengunjung posko Paroki Katolik Kabanjahe, Dahlan menyempatkan diri memborong kue nastar Sinabung hasil kreasi ibu-ibu di pengungsian. Dahlan sempat berbincang kepada ibu-ibu di pengungsian itu soal aktivitas pembuatan kue nastar dan proses penjualannya. Dahlan pun mendapat penjelasan panjang lebar.
Hingga kemudian, Dahlan pun ikut memborong kue nastar Sinabung itu. Sekitar Rp6 juta dikeluarkan Dahlan untuk membeli kue-kue itu. Para ibu-ibu di pengungsian senang bukan kepalang.
Aktivitas membuat kue ini memang diajarkan ke para pengungsi oleh para relawan. Di sela-sela menunggu redanya Sinabung ibu-ibu diajari cara membuat kue. Diharapkan dengan membuat kue ini mereka bisa mandiri. Kue itu dijual Rp35-50 ribu per toples. Kue dijual hingga ke Medan.
Namun kendala yang masih dihadapi soal sarana dan prasarana. Oven untuk memanggang kue masih kurang. Karenanya kepada Dahlan mereka juga meminta bantuan sarana itu untuk menunjang produk kue nastar Sinabung.
Di Paroki Katolik tersebut, Dahlan Iskan menyaksikan erupsi bersama puluhan pengungsi, wartawan, dan pejabat BUMN yang mendampingi kunjungan itu.
Ketika dipertanyakan tentang usulan agar erupsi Gunung Sinabung dinyatakan sebagai bencana nasional, Dahlan Iskan mengaku tidak dapat memberikan pendapatnya. "Saya tidak berkompeten menjawab itu. Mengenai definisi bencana nasional, sudah ada yang ahli," ucapnya.
Menurut dia, masyarakat sebaiknya tidak terjebak pada kategori atau status bencana yang sedang dihadapi, tetapi lebih fokus pada penanganan yang diberikan, terutama terhadap masyarakat yang mengungsi. "Menurut saya penanganan erupsi Sinabung sudah bagus," kata mantan Dirut PLN tersebut.
Dalam kesempatan wawancara bersama wartawan di Paroki, Dahlan mengatakan kalau kunjungan untuk melihat kondisi pengungsi agar bisa menyalurkan bantuan paling pas nantinya.
"Saya kemari untuk mengetahui perasaan pengungsi. Bila kondisi ini panjang, maka penanganannya harus khusus. Sebaiknya didengar orang yang paling ahli menangani bencana, apakah direlokasi atau tidak. Saya tidak malu tak memberi bantuan karena yang pertama selama erupsi BUMN sudah mengalirkan bantuan. Saya sengaja tidak belanja dulu. Saya ingin melihat dulu sehingg pulang dari Sinabung, nanti di Medan saya akan bicara dengan teman-teman BUMN, bantuan yang mau diwujudkan dalam bentuk apa?" kata Dahlan.
Sebab, kata Dahlan, bantuan jangan diwujudkan yang tidak diperlukan pengungsi. Misalnya di UKA, mereka malah minta dibelikan sirih. "Ibu-ibu di UKA semua mengadu tak makan sirih lagi. Kan saya salah kalau saya beli garam, ternyata dibutuhkan sirih. Sehingga akhirnya saya beli sirih. Seperti itu contoh kecilnya," sambung Dahlan.
Menurut Dahlan, bantuan yang akan disalurkan BUMN tergantung kebutuhan. Misalnya bea siswa untuk perguruan tinggi.
"Saya tidak bisa langsung bilang akan memberikan bea siswa kepada anak pengungsi yang di perguruan tinggi. Saya tak mau over akting. Saya akan telepon menteri pendidikan dulu, sudah ada bea siswa atau belum. Nanti kalau bea siswa udah ada, kita akan alihan uang untuk apa lagi. Memang kami terpikir memberikan bea siswa. Intinya BUMN siap masuk ke bidang yang belum ada yg menangani dalam memberikan bantuan," kata Dahlan lagi. Kata Dahlan, kemarin BUMN telah menyalurkan bantuan sekitar Rp5 milar. (ila/nanang)