Dahulu Adalah Surga, Sekarang Jadi Neraka
jpnn.com - ENDE – Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Ende, Yohanes Antonius Bata mempersalahkan sikap pemerintah yang terkesan diam dan hanya retorika untuk menyelesaikan masalah adat sehingga terjadi perang kedua kubu di Desa Nduaria Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Politikus dari PDI Perjuangan ini mengatakan mestinya masalah itu selesai ketika pelaksanaan seremoni taga kamba yang mengumpulkan para mosalaki bisa mengundang mereka untuk duduk bersama.
“Dahulu Nduaria adalah surga, sekarang jadi neraka. Pemerintah tidak sadar berlarut-larutnya penyelesaian persoalan adat berarti pemerintah seakan memberi tombak dan panah kepada mereka dan hal ini terjadi,” katanya seperti diilansir Timor Express (Grup JPNN), Jumat (29/1).
Dia berharap bupati dan wakil bupati juga turut peduli terhadap persoalan kemasyarakatan. Jangan hanya menyerahkan persoalan kepada staf dibawahnya untuk menyelesaikannya. Pemerintah sebutnya, harus mengambil langkah konkrit, jangan hanya sebatas retorika belaka. Ketika sudah terjadi seperti ini harus segera tanggap jangan lagi rapat koordinasi ambil keputusan seperti apa ketika perristiwa perang tanding sudah terjadi.
Seperti yang disaksikan, dua orang korban, Kamis (28/1) dari salah satu kubu diantar ke RSUD Ende dengan dikawal aparat Polres Ende bersenjata lengkap dan berpakaian preman. Menurut salah satu anggota Polres Ende, setelah mengantar korban berikutnya akan diantar juga korban dari pihak lainnya.
Wakil Bupati Ende Djafar H Achmad mengatakan, pihaknya akan segera melakukan rapat Forkopimda dalam menyingkapi kasus itu.
Diberitakan sebelumnya, bentrokan yang terjadi antara dua kelompok warga di Desa Nduaria Kecamatan Kelimutu menyebabkan dua rumah warga ludes dibakar, sementara tiga rumah lainnya rusak berat dan beberapa warga mengalami luka akibat kena panah dan parang. Selain itu, beberapa sepeda motor juga menjadi sasaran, sehingga mengalami kerusakan.
Wakil Bupati Ende Djafar H Achmad ketika dikonfirmasi, Kamis (28/1) membenarkan telah terjadi perang tanding antara warga di Desa Nduaria Kecamatan Kelimutu. Dia menuturkan, kejadian itu berlangsung, Rabu (27/1) ketika salah satu pihak mendirikan WC umum, namun tidak melibatkan salah satu mosalaki (penguasa/laki-laki yang menguasai tanah) di daerah itu.