Dan, Damai di Bumi!
Oleh: Dhimam Abror DjuraidItulah pesan yang ingin disampaikan Karl May melalui ‘’Dan, Damai di Bumi!’’. Melalui tokoh Charlie yang menjadi representasi ‘’aku’’ Karl May berkeliling dunia, bertemu dan berbicara dengan berbagai karakter manusia di dunia.
Charlie bertemu dengan karakter bangsa Eropa yang congkak dan merasa paling benar. Charlie mendalami karakter bangsa Timur yang kaya kebijaksanaan, dan Charlie melihat Islam sebagai potensi kekuatan yang sedang tidur.
Dengan gaya bertuturnya yang menawan, Karl May menunjukkan cara pandang bangsa Eropa yang keliru terhadap bangsa-bangsa lain di seluruh dunia.
Edward Said menulis buku satu abad kemudian ‘’Orientalism’’ (2001), yang menggugat cara pandang Eropa yang sesat itu. Karl May mengungkap prejudice Eropa dengan cara bertutur, sedangkan Said merumuskannya menjadi teori sosial yang sampai sekarang dianggap paling valid.
Sebagian besar masyarakat Eropa mengganggap novel Karl May sebagai kemenangan Eropa atas bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa Eropa sebagai pembawa peradaban dan bangsa-bangsa lain di dunia harus berada di bawah kekuasaan Eropa—terutama agama Kristen.
Edward Said menyebutnya sebagai konsep ‘’white man’s burden’’, beban sejarah manusia kulit putih untuk menyebarkan peradaban ke seluruh dunia. Penjajahan kolonialisme Barat ke Timur dianggap sebagai misi suci untuk memperadabkan Timur, padahal dalam praktiknya misi itu adalah misi penaklukan dan penghancuran.
Cara pandang yang keliru itulah yang coba dihapus Karl May. Namun, orang Eropa justru tidak bisa menangkap pesan itu. Karena itu Karl May menambahkan satu bab lagi untuk menegaskan bahwa tidak ada bangsa mana pun yang mengungguli bangsa lainnya.
Ada beberapa karakter tokoh inti dalam novel ini. Ada Sayyid Omar, seorang muslim asal Mesir, berprofesi gembala keledai yang setia dan pintar, terutama dalam hal mempelajari bahasa asing.