Daniel dari Anak Orang Biasa, Jadi Dokter hingga Bangun Startup
Jauh sebelum mengembangkan startup, Daniel mengungkapkan dirinya adalah anak yang terlahir dari keluarga yang biasa-biasa di tengah kampung kota Jakarta.
"Saya anak bungsu, anak paling kecil dari tiga bersaudara cowok semua. Kami berangkat dari keluarga biasa saja, enggak miskin banget, tetapi, juga enggak bergelimang harta," tuturnya.
Meski keluarga Daniel tidak masuk dalam kelas menengah atas, namun tekad untuk mendapatkan pendidikan tinggi jadi tujuan bersama.
Setelah lulus SMA, orang tua Daniel tak mampu membiayainya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Kondisi itu lantas membuat Daniel memburu beasiswa untuk bisa kuliah.
Di kampusnya, Daniel bukan cuma menghabiskan waktu untuk nongkrong. Dia mengandalkan kemauan yang kuat bisa menjadi dokter dengan predikat baik.
Prestasi menjadi lulusan kedokteran dengan predikat baik itu berbuntut pada dilema antara melanjutkan karir di dunia kesehatan atau menyelami bisnis startup.
"Perjalanannya sendiri enggak gampang apalagi saya yang nyebrang dari dokter jadi startup founder. Karena pada waktu itu dokter memang profesi yang punya prospek ke depannya,” ceritanya.
Akhirnya dia memutuskan untuk membuat startup. Startup pertama yang dia buat cukup digandrungi masyarakat, Daniel membangun pasar online yang menjual peralatan sulap bernama Rajasulap.