‘Dapur’ GrabFood Dinilai Lebih Unggul Ketimbang Pesaingnya
jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat sudah tak asing lagi melihat pemandangan segerombolan kurir makanan dari Grab ataupun GoJek berjaket hijau yang mengantarkan pesanan, mulai dari warung pinggir jalan hingga kafe di mal mentereng.
Pengamat teknologi dan bisnis digital, Kameswara Natakusumah mengungkap bahwa nilai sektor pengiriman makanan di Asia Tenggara meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun ke tahun. “Laporan riset Google-Temasek terbaru menyebut peningkatan bisnis pengiriman makanan diproyeksikan akan melewati USD 20 miliar pada tahun 2025,” kata Kameswara dalam siaran tertulisnya, Jumat (1/11).
Saat ini, kata dia, pasar makanan Indonesia sedang bergerak. Hal itu dipicu persaingan dua pemain utamanya, yakni GoJek dan Grab. Di tengah meningkatnya persaingan itu, baik Grab dan GoJek berinvestasi besar-besaran dalam membangun program penghargaan dan loyalitas untuk mengikat dan mempertahankan pelanggan. Pada yang sama, mereka mengeluarkan diskon dan promo untuk meningkatkan pesanan makanan.
“GrabFood unggul dalam inovasi dan teknologi. ‘Dapur’ mereka sudah bekerja bahkan sebelum konsumen memesan. Maksudnya, dapur teknologi, bukan sekadar dapur tempat memasak makanan,” gurau Kameswara.
“Inovasi teknologi Grab terlihat dalam konsep dapur satelit GrabKitchen. Ini perpaduan antara kolaborasi antar-brand dan kecanggihan teknologi. Dengan konsep dapur delivery only ini, makanan lebih cepat disediakan dan di antar ke konsumen dalam jarak wilayah tertentu. Kurir juga tidak perlu mengantri seperti di restoran biasa. Ini sulit dikejar oleh pesaingnya,” sambungnya.
Data-data kuantitatif mendukung pernyataan itu. Menurut penelitian pasar yang dilakukan oleh Kantar, GrabFood adalah platform pengiriman makanan yang paling sering digunakan di enam negara Asia Tenggara, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Baru pekan ini, GrabFood mengumumkan bahwa perusahaan itu telah menjadi perusahaan pengiriman makanan terbesar di Indonesia berdasarkan nilai barang bruto (gross merchandise value/GMV), serta meluncurkan menu pesanan berbasis data untuk konsumen dalam kemitraan dengan pedagang. Fokus pada pelokalan inilah yang telah mendorong GrabFood ke posisi terdepan.
“Dari Juni 2018 sampai Juni 2019, GMV GrabFood di Asia Tenggara tumbuh 900 persen. Pada paruh pertama tahun 2019 saja, Grab menyatakan GMV GrabFood di Indonesia meningkat tiga kali lipat,” ujar Kameswara yang kini mengembangkan ventura rintisan di bidang bioteknologi.