Dari Amerika sampai Norwegia, Para Ahli Sepakat Rokok Elektrik Lebih Baik
jpnn.com, LONDON - Sebanyak 33 ahli memaparkan temuan dan tinjauan tentang rokok elektrik dan produk nikotin alternatif lainnya dalam The E-Cigarette Summit 2020 yang diadakan pada 3–4 Desember 2020.
Para ahli dengan latar belakang akademik dan profesional secara garis besar memaparkan bagaimana rokok elektrik memiliki risiko yang lebih rendah bagi kesehatan.
“Temuan-temuan mengenai rokok elektrik menjadi sangat penting karena kami ingin mengetahui bagaimana rokok elektrik berperan dalam mengurangi risiko kesehatan akibat merokok,” kata Co-Chair E-Cigarette Summit 2020 Profesor Ann McNeill.
Jacob George, profesor pengobatan dan terapi kardiovaskular dari University of Dundee, Skotlandia, memaparkan tinjauannya terhadap studi klinis laporan Scientific Committee on Health, Environmental and Emerging Risks (SCHEER) dan temuan dalam Vascular Effects of Smoking Usual Cigarettes Versus Electronic Cigarettes Trial (VESUVIUS).
George menyimpulkan bahwa terjadi perbaikan fungsi saluran kardiovaskular pada perokok yang berpindah ke rokok elektrik.
“Rokok elektrik memang tidak sepenuhnya bebas risiko dan sebaiknya tidak digunakan bagi orang yang tidak merokok. Namun, temuan-temuan VESUVIUS telah membuktikan bahwa rokok elektrik lebih rendah risiko dibandingkan rokok konvensional, terutama untuk kesehatan kardiovaskular,” timpalnya.
Menanggapi hal tersebut, Kenneth Warner, profesor kesehatan masyarakat dari University of Michigan School of Public Health, Amerika Serikat mengatakan, rata-rata orang yang beralih menggunakan rokok elektrik memiliki kemungkinan tambahan usia 1,2–2,0 tahun jika dibandingkan dengan perokok konvensional.
Bagi Warner, rokok elektrik membawa dampak positif dalam upaya pengurangan risiko kesehatan akibat merokok. Pun demikian, diperlukan kajian lebih lanjut untuk memperkuat temuan-temuan tersebut.