Dari Bandung Nekat Tur di 20 Kota Eropa, Nyaris Ditangkap Polisi
Tantangan lain adalah rute perjalanan yang harus dilalui. Karena sama sekali tidak tahu jalan, global positioning system (GPS) menjadi satu-satunya andalan mereka. Pernah sekali waktu GPS mereka mati di tengah jalan karena kehabisan baterai.
’’Kami panik banget. Sama sekali enggak tahu jalan. Jadi, selama GPS di-charge biar nyala lagi, kami memilih untuk berhenti. Daripada nyasar dan malah makin bingung,’’ ungkap Ginan.
Kepanikan karena GPS mati bukan satu-satunya pengalaman kurang mengenakkan sepanjang perjalanan Jeruji. Mereka juga hampir ditahan polisi Polandia karena tidak bisa membayar bensin.
Ginan menceritakan, saat itu mereka harus mengisi bensin untuk melanjutkan perjalanan. Sesampai di pom bensin, mereka mengisinya secara swalayan. Namun, mereka dibuat kaget karena saat membayar, euro yang mereka bayarkan tidak diterima.
Alhasil, Ginan dan Sani harus berkendara keliling kota untuk mencari tempat penukaran uang lebih dahulu. Sementara itu, personel lainnya ditinggal di pom bensin sebagai jaminan.
Sesampai Ginan dan Sani di pom bensin lagi, teman-teman mereka sudah ’’ditemani’’ polisi. Tidak mengherankan mengingat penampilan mereka layak dicurigai.
’’Kami membawa mobil Slovakia, berada di Polandia, dan isinya orang Asia. Kalau bukan karena faktor luck (keberuntungan, Red), kami belum tentu bisa selamat. Ini kejadian yang paling berkesan bagi kami,’’ ungkap Ginan, lalu tertawa.
Dia menambahkan, selama 25 hari berada di Eropa, dirinya dan teman-teman sangat jarang bisa makan nikmat. Mereka lebih sering makan kenyang untuk menjaga stamina.