Dari Buah Hingga Aneka Pangan Lokal Hiasi Pameran AMM G20 di Bali
jpnn.com, BALI - Pelaksaan Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20 yang berlangsung di Bali tidak hanya dimeriakan sejumlah pertemuan para Menteri, tetapi juga produk pertanian.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri mengatakan selama pameran berlangsung para Delegasi disuguhkan aneka produk pertanian.
Sebagian besar aneka produk pertanian itu bisa dicicip dan dinikmati langsung, seperti buah dan pangan lokal.
Menurut dia, berbagai produk pertanian yang ditampilkan, tidak hanya berasal dari produk sektor tanaman pangan maupun hortikultura.
Dia melanjutkan produk yang dipamerkan juga berasal dari perkebunan dan peternakan Indonesia.
“Dari Hortikultura ada aneka buah lokal seperti mangga, salak, pisang, manggis, jeruk serta berbagai produk perkebunan seperti olahan kelapa, cokelat, teh, dan juga produk peternakan lainnya seperti obat hewan, maggot, abon sapi, tongseng, susu dan lainnya," kata Kuntoro.
Konsep pergelaran pameran di AMM, Kata Kuntoro, sejalan dengan tema yang AWG tahun ini yakni "balancing production and trade to fulfill food for all".
Diketahui, pameran AMM kali ini terbagi menjadi tiga bagian yang disesuaikan dengan tiga sub isu prioritas.
Pertama membangun sistem pangan, pertanian yang tangguh, dan berkelanjutan.
“Kedua mendukung perdagangan pertanian yang terbuka, adil, dapat diprediksi, dan transparan untuk keterjangkauan pangan bagi semua, dan yang terakhir memajukan kewirausahaan pertanian yang inovatif melalui digitalisasi pertanian untuk meningkatkan penghidupan petani di daerah pedesaan” jelas Kuntoro.
Dia mengatakan pameran tesebut menjadi kesempatan emas bagi pertanian Indonesia untuk unjuk gigi di mata dunia.
Dirinya berharap pameran yang dilaksanakan nanti dapat memberi gambaran betapa sektor pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dan mampu menghasilkan berbagai produk pertanian berkualitas.
“Aneka produk pertanian beserta olahannya, seperti beras porang, cricket powder atau tepung jangkrik, bahkan sebagian di antaranya sudah ada yang tembus pasar ekspor, seperti sarang burung walet,” terang Kuntoro.
Senada dengan Kuntoro, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan ada beberapa tema yang diangkat di antaranya Resilient (ketangguhan pangan) dan promosi pangan lokal sebagai substitusi pangan impor.
Lebih lanjut, Suwandi mengatakan terdapat dua langkah menghadapi ancaman krisis pangan global, yakni diversifikasi produksi dan komsumsi pangan lokal.
"Saat ini kami sedang menggencarkan perluasan produksi Sorgum sebagai salah satu pangan lokal yang mirip gandum, disamping budi daya yang mudah dan bisa dipanen sampai tiga kali dalam sekali tanam" tambah Suwandi. (jpnn)