Dari Jasa Makloon, Djong Erni Sukses Dagang Pakaian (1)
jpnn.com - PERAYAAN hari Raya Idul Fitri selalu membawa rezeki untuk pedagang, tak terkecuali bagi mereka yang memiliki usaha pakaian jadi. Pesanan pakaian, baik dari Jakarta maupun kota lain terus membanjiri para pedagang di Tanah Abang. Bahkan, hingga dari beberapa negara tetangga.
Bila tak punya strategi khusus, tentu para pedagang akan kewalahan memenuhi permintaan dari para pembeli. Hal itu salah satunya yang dirasakan Djong Erni, pemilik toko busana wanita di Metro Tanah Abang.
“Saya sudah berpengalaman bertahun-tahun. Menghadapi Lebaran, untuk menjaga agar stok tetap ada, kapasitas produksi sudah ditingkatkan. Saat ini dalam sehari saya memproduksi kurang lebih dua ribu potong pakaian. Ini untuk memastikan stok barang dan penjualan tetap stabil,” ujar Djong Erni.
Di tokonya, semua pakaian yang ada merupakan hasil rancangan Erni. Namun, dalam operasionalnya, tak jarang Erni menghadapi kesulitan mencari tukang jahit untuk memenuhi kapasitas produksinya yang selalu naik.
“Kesulitan memang selalu ada, terutama untuk mendapatkan tenaga penjahit atau makloon yang sekarang makin sulit didapat. Sekalipun kami sudah mempunyai unit produksi atau CMT (cut, make, trim) sebanyak 15 kelompok yang kadang mengerjakan rancangan yang berbeda-beda,” katanya.
Untuk tiap rancangan pakaian, setidaknya Erni memproduksi 500-600 potong atau sekitar 50 lusin. Tiap ada ide untuk rancangan baru, biasanya langsung ia pasarkan. Sehingga tak ada pola tertentu kapan ia akan mengeluarkan rancangan baru.
Erni yang menjual pakaiannya secara grosir dengan harga dikisaran Rp 50-85 ribu per potong itu mengandalkan bahan dari Bandung dan impor dari Tiongkok, yang sesuai untuk produksi pakaian jadi khusus blouse wanita.
Selain masalah tukang jahit, tantangan lain dalam bisnis ini, Erni harus tetap likuid untuk membiayai operasionalnya. “Tingkat keramaian di toko saya terbilang stabil sepanjang tahun. Jadi, untuk menjaga agar stok selalu ada, modal menjadi faktor penting,” beber dia.