Dari Kiai, Gus dan Gubernur Minta Warga Tak Ikut Reuni 212
jpnn.com, SURABAYA - Sejumlah pihak menilai rencana Reuni 212 di Monas Jakarta, Minggu (2/12) besok sudah tidak relevan dan malah berpotensi memecah belah umat.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Manan Ghani menilai Reuni 212 tidak relevan karena misi awalnya sudah berhasil, yaitu ketika memprotes kasus penistaan yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Saat ini, gerakan semacam itu rawan dipolitisasi dan menimbulkan permusuhan antarsesama, apalagi menjelang Pilpres 2019. ”Umat merindukan momen-momen religius yang menyejukkan, tidak ditungganggi kepentingan politik, dan tidak menanamkan sikap membenci orang lain,” ujar Kiai Manan, Sabtu (1/12).
Namun, jika reuni ini tetap diselenggarakan, Kiai Manan menekankan agar diisi dengan materi-materi menyejukan yang mengedepankan persatuan bangsa dan tidak memancing gesekan antarkelompok masyarakat.
Terpisah, Ketua Ikatan Gus-Gus Indonesia (IGGI) Dr KH Ahmad Fahrur Rozi mengatakan, pihaknya tidak menganjurkan warga untuk berangkat ke Monas Jakarta. Ini karena lebih bagus membuat kegiatan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW atau berdoa bersama di wilayahnya masing-masing.
“Akan lebih bermanfaat jika ikut memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, istigasah, doa bersama atau kajian alquran di lingkungan sekitar kita. Apalagi kalau ke Jakarta kan menghabiskan biaya transportasi yang tidak sedikit,” ujar Gus Fahrur, sapaan akrabnya.
IGGI sendiri adalah jaringan putera kiai dan kiai-kiai muda yang tersebar di berbagai pesantren dan daerah di Indonesia.
Gus Fahrur mengatakan, ada baiknya di tengah tahun politik yang semakin panas, momen keagamaan hadir memberi kesejukan. ”Jadi jangan malah saling menghasut, saling menebar kebencian. Yang sejuk saja yang dihadirkan ke umat,” ujar Pengasuh Pesantren An-Nur Bululawang, Malang, itu.