Dari Maroko sampai Kuwait, Dunia Arab Mengutuk Hubungan Intim Israel-UEA
jpnn.com, KUWAIT CITY - Keputusan Uni Emirat Arab (UEA) menjalin hubungan diplomatik dengan Israel mendapat kecaman dari negara-negara Arab. Kelompok politik dari Maroko hingga Kuwait pada Jumat (14/8) mengutuk hubungan terlarang itu.
Tujuh gerakan politik di Kuwait, termasuk Islamic Constitutional Movement, cabang dari Ikhwanul Muslimin, mengeluarkan pernyataan bersama menanggapi kesepakatan tersebut.
Pernyataan itu menyatakan bahwa normalisasi dengan Israel bukanlah sebuah perspektif melainkan pengkhianatan, dan bahwa pengakuan pada Tel Aviv secara tegas merupakan kejahatan terhadap Palestina dan rakyat Palestina, serta masyarakat Muslim dan Arab.
Partai Al-Islah Yaman melalui pernyataan menyebutkan bahwa kesepakatan itu merupakan "kejahatan bersejarah".
Sementara itu, Moroccan National Working Group for Palestine menyerukan sikap diplomatik darurat terhadap kesepakatan tersebut.
Sambil menyebut kesepakatan itu sebagai pengkhianatan resmi oleh pemimpin UEA, kelompok tersebut mendesak pemerintah Maroko agar segera mengeluarkan respons diplomatik dan politik yang diperlukan.
Israel dan UEA sepakat menormalisasi hubungan, kata Presiden AS Donald Trump pada Kamis (13/8), dalam sebuah langkah yang mencegah rencana kontroversial Israel untuk mencaplok petak-petak wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Dengan kesepakatan itu, UEA menjadi negara ketiga Arab yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel, dan UEA kini menjadi negara Teluk Arab pertama yang melakukan itu. Mesir dan Yordania juga mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel. (ant/dil/jpnn)