Dari rahim siapa Angkatan Laut Indonesia lahir?
Kemudian, Jepang juga mendirikan Latihan Pelayaran untuk pembantu Kaigun dan Butai (Sen Zu Kunrensho) di Makassar dan Shonanto (Singapura).
Setelah memeriksa sejumlah literatur sejarah, ditemukan sebuah berita di majalah Djawa Baroe.
Majalah propaganda Jepang semasa menduduki Indonesia (1942-1945) itu memuat satu di antara materi sekolah pelayaran di Jepang yang jadi referensi pelajaran siswa Sekolah Pelayaran di Indonesia. Judul beritanya Sekolah Kapal Perang. Berikut cuplikannya:
Di Nippon, ada sebuah Sekolah Ra’Jat jang mempoenjai “record” jang gilang-gemilang jaitoe seloeroeh kelas mendjadi perdjoerit soeka-rela Angkatan Laoet.
Di sekolah terseboet, seloeroeh bangoenan sekolah diibaratkan sebagai seboeah kapal perang, dilakoekan pendidikan dengan sembojan “Kita senantiasa di laoet!”
Dengan setioep peloeit-komando, maka di gang sekolah digantoengkan tempat tidoer gantoeng setjara tangkas dan tjepat jang sedikitpoen tiada kalah dengan perdjoerit Angkatan Laoet.
Diadakan poela latihan berlari di tangga dengan tenang tetapi tjepat seperti di djembatan kapal perang.
Sekolah-sekolah tersebut, merujuk arsip Sedjarah ALRI--Angkatan Laut Republik Indonesia, cikal bakal TNI AL—kemudian hari menghasilkan inti-inti daripada angkatan laut Indonesia.