Daya Saing Daerah Kunci Menangkan Pasar ASEAN
Banyuwangi Siapkan Lahan Abadi 80.000 Hektar untuk Sektor Pertanianjpnn.com - SURABAYA - Peningkatan daya saing daerah menjadi kunci untuk memenangkan persaingan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA/ASEAN Economic Community) pada 2015. Menurut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, daerah adalah pilar ekonomi nasional. Dengan demikian, sesungguhnya kesiapan nasional dalam menghadapi MEA adalah refleksi kesiapan daerah.
"Competitiveness alias daya saing harus ditingkatkan agar kita tidak jadi tamu di negeri sendiri. Saat ini daya saing masih jadi faktor yang mengkhawatirkan kita dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Nah soal daya saing ini harus terintegrasi karena daya saing terbentuk dari dukungan kebijakan, infrastruktur, kelembagaan, kualitas SDM, dan sebagainya," jelas Anas di sela seminar "Kemandirian Ekonomi Daerah dalam Menyambut MEA" yang diselenggarakan BEM ITS, Minggu (11/5).
Menurut Anas, MEA adalah pisau bermata dua. Populasi ASEAN mencapai sekitar 600 juta jiwa, di mana 40 persennya adalah penduduk Indonesia. "Kalau kita tidak berdaya, hanya akan dijadikan pasar. Maka penting untuk melakukan proteksi sekaligus meningkatkan daya saing. Jangan cuma proteksi saja tapi daya saing produk kita tidak dibenahi," kata Anas.
Dia mencontohkan bagaimana kebijakan proteksi dan peningkatan daya saing produk lokal Banyuwangi seperti hortikultura buah. Pengembangan daya saing komoditas hortikultura dilakukan dengan pembenihan unggul dan fasilitasi akses pasar dari petani ke penjual secara langsung di kota-kota besar.
Dari sisi proteksinya, Banyuwangi melarang penyajian buah impor dalam setiap acara mulai dari level RT/RW sampai kabupaten. "Petani senang. Konsumsi buah impor minim. Bahkan, manggis kita sudah diekspor ke Thailand, Tiongkok, Singapura, dan beberapa negara Timur Tengah," kata Anas.
Berkat pengembangan yang intensif, produksi manggis dari Banyuwangi meningkat pesat. Luas panen manggis di kabupaten tersebut pada 2013 mencapai 1.590,5 hektar, meningkat sekitar 130 persen dibanding 2012 sebesar 691,54 hektar.
Produksi manggis 2013 mencapai 20.199 ton, melonjak sekitar 132 persen dibanding capaian 2012 sebesar 8.651 ton. "Potensi pasar manggis kian besar karena ada riset tentang manfaatnya bagi kesehatan. Termasuk kulit manggis kini banyak diberi nilai tambah untuk diolah menjadi produk kecantikan. Kita harus garap agar tidak kalah dengan Thailand," jelas Anas.
Demikian pula komoditas lain seperti buah naga, jeruk, dan durian terus dikembangkan. Di bidang produksi tanaman pangan, tiap tahun Banyuwangi masih surplus sekitar 200 ribu ton. "Sektor pertanian ini kita proteksi dan kembangkan betul daya saingnya. Produksi padi kita naik jadi 792 ribu ton tahun 2013, dari posisi sekitar 750 ribu ton pada 2012. Kita siapkan lahan abadi 80 ribu hektar untuk pertanian padi untuk melawan konversi lahan," jelas Anas.