DBD Telan 81 Nyawa dalam Tiga Tahun
jpnn.com - CIBINONG-Angka kematian warga yang disebabkan demam berdarah dengue (DBD), masih tinggi. Dinas Kesehatan (dinkes) Kabupaten Bogor mencatat, dalam kurun waktu tiga tahun ada 81 warga meninggal akibat gigitan hewan dengan nama ilmiah Aedes aegypti tersebut.
“Memang meningkat untuk kasus DBD,” ungkap Kepala Dinkes Kabupaten Bogor, Camalia W Sumaryana kepada Radar Bogor, Sabtu (23/1).
“Yang terjadi saat ini pola lima tahunan, justru tiga tahun terakhir ada penurunan dibandingkan tahun lalu,” klaimnya.
Dirinya menjelaskan, di tahun 2013 jumlah penderita DBD mencapai 1.342 orang, jumlah penderita meningkat signifikan tahun 2014 yang mencapai 1.834 orang dan tahun 2015 sebanyak 1.453 warga Kabupaten Bogor juga positif menderita DBD.
“Januari 2016 naik, yang masuk 40 pasien, sedangkan selama Januari tahun lalu penderita DBD sebanyak 280 orang, laporan terus berjalan, kami sudah minta per satu minggu untuk melaporkan, sedangkan untuk puskesmas sudah rutin rekap,” ujarnya.
Menurutnya, penanganan DBD sebenarnya sudah diantisipasi sejak Desember melalui surat bupati untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Apalagi, faktor iklim di Indonesia yang masuki masa pancaroba di akhir tahun.
Perlu diingat, kata dia, nyamuk dapat berkembang tak lain karena sumbernya ada. Selain itu, kebiasaan buruk lainnya dengan menggantung pakaian harus dihilangkan agar tak ada kesempatan nyamuk untuk berkembang biak.
“Jangan lupa membiasakan diri 3M, menguras, menutup dan mengubur barang-barang yang bisa menampung air seminggu sekali,” sarannya. (ded/c/dil/jpnn)