Debat Capres, Kandidat Harus Mampu Kelola Manajemen Kesan
“Kemudian tim apakah mampu melakukan proses kanalisasi informasi yang jauh lebih positif bagi kubu Prabowo atau Jokowi atau sebaliknya, misalnya di ruang maya yang banyak terkalahkan. Itulah menurut saya kepentingan bagi kandidat terutama di manajemen kesan,” urainya.
Selain manajemen kesan, kata Gun Gun, kandidat harus memastikan ikrar mereka kepada publik sebagai calon pemimpin. Menurutnya, dalam debat nanti para paslon baru memulai menyampaikan visi misi dan program secara komprehensif.
Sebelumnya, kata dia, kampanye yang mulai pada 23 September 2018 dan berjalan sampai Desember 2018 nyaris kosong dari isu konstruktif. Karena itu Gun Gun mengharapkan mulai 17 Januari mendatang hingga debat kandidat putaran terakhis, publik akan dihadapkan pada satu dialektika program.
Menurut Gun Gun, hal itu menjadi proses yang bukan hanya persuasif, tetapi juga untuk meyakinkan publik bagaimana masing-masing paslon memiliki kredibilitas untuk dipilih sebagai pemimpin nasional. Sebab, debat juga untuk mengambil ceruk undecided voters.
Menurut dia, jika membaca data rata-rata pilkada atau pemilu sebelumya, rentang undecided voters masih di kisaran angka 10 persen. Jika ada kelompok lain misalnya swing voters, disatukan dengan undecided voters, maka plus minus menjadi 25 persen.
“Berarti kelompok yang belum menentukan pilihan dan yang masih mengambang itu masih bisa dipersuasi dalam lima kali debat,” pungkas Gun Gun.(boy/jpnn)