Dekati Bahaya Demi Urus Ternak
Senin, 08 November 2010 – 08:51 WIB
Bersama belasan warga lain dari Girikerto, Rohmat memanfaatkan kendaraan umum yang masih ada meski tak menjangkau hingga dusunnya. "Meskipun hasil susu perahan kambing berkurang karena makannya tak seperti biasa, paling tidak masih ada yang bisa diperah dan dijual. Hasilnya saya gunakan untuk uang saku," ungkapnya.
Tak hanya Rohmat, belasan bahkan puluhan pengungsi yang juga mengalami nasib sama dengannya juga harus mengalami kerugian terkait menurunnya hasil produksi susu kambing. Menurunnya produksi susu ini, ditengarai oleh faktor makanan kambing yang berubah menjadi makanan instan, serta faktor kesetresan kambing itu sendiri. Jika biasanya dalam sehari seekor kambing bisa hasilkan sekitar seliter susu, saat seperti ini seekor kambing hanya bisa memproduksi setengahnya.
"Ini sudah lumayan. Daripada tidak diperah sama sekali, nanti kami tak memiliki uang saku," keluh Martosiswo, warga Girikerto yang lain. Untuk itu, ia masih bersyukur jika petugas masih memberi waktu baginya selama 1,5 jam untuk mengurus ternak setiap paginya.