Delapan Bulan tanpa Perawatan karena Tak Masuk Kartu Keluarga
Menurut kedua orang tuanya, Fadil adalah anak yang istimewa. Terlepas dari kekurangan fisiknya, dia merupakan anak yang penyabar. ”Mulai kankernya membesar sampai dipindah ke sini (ruang melati, Red), si Tole tidak pernah mengeluh,” ujar ibu Fadil. Bahkan, ketika kankernya meradang empat bulan terakhir, dia sama sekali tidak mengeluh.
Sifat Fadil yang tabah itu membuat orang di sekitarnya makin sayang. Hari, sang ayah, bahkan rela meninggalkan pekerjaannya di Gresik selama seminggu.
Ketika disambangi rekan kerjanya Sabtu siang (13/12), dia hanya bisa memberikan janji. ”Ya, kalau bisa, saya ndak ninggal Fadil dulu. Biasanya, saya kan kerja sehari penuh. Jarang ketemu si Tole,” ujar sang ayah.
Selain keluarga, tetangga di Dusun/Desa Gembongan akrab dengan Fadil. Banyak teman bermainnya yang berdatangan ke rumah Hari-Yanti untuk menanyakan kepulangan si sulung di antara dua bersaudara itu. Maklum, sehari-hari Fadil sering sekali main dengan tetangganya. Dia tidak risi bermain meski keadaannya berbeda.
”Temannya Fadil itu lebih besar, Mbak. Ada yang sudah masuk TK. Ada yang SD,” ujar Yanti.
Dia juga menjelaskan bahwa mereka maklum dan menerima kondisi Fadil. Apalagi Fadil adalah bocah yang supel. Teman-temannya tidal peduli dengan keadaan fisik Fadil. Yang penting, kata Yanti, enak dan mau diajak main.
Sifat Fadil yang mudah akrab itu tidak hanya berlaku untuk anak yang seumuran dengannya. Dia juga akrab dengan orang yang lebih dewasa. Yanti dan Hari mengiyakan hal tersebut.
Balita kelahiran 13 Januari itu sering menyambangi lokasi penggarapan tol Mojokerto–Kertosono (Moker) yang dekat dengan rumahnya. Hampir semua pekerja tol di sana kenal dengan Fadil.