Delegasi DPR Aktif Dalam Pertemuan SC PCWTO di Swiss
“Dengan demikian, para anggota Parlemen dapat berkontribusi secara positif untuk memberikan masukan mengenai isu perdagangan internasional kepada mitra eksekutifnya di negara masing-masing”, ungkap Fadel Muhammad, Politisi Partai Golkar.
Menyangkut agenda pembahasan pertemuan PCWTO bulan Desember 2018, Pimpinan BKSAP DPR RI berhasil meyakinkan pertemuan SC PWTO mengenai pentingnya pembahasan isu teknologi yang dinilai dapat memfasilitasi pencapaian SDG melalui agenda perdagangan 2030. Keberadaan tehnologi akan memicu perkembangan ekonomi digital yang memudahkan dalam melakukan aktivitas bisnis.
Mengenai sesi informasi pada pertemuan PCWTO bulan Desember 2018 yang akan mengagendakan presentasi oleh Wakil Tetap/Duta Besar dari beberapa anggota kunci WTO kepada anggota parlemen, Pimpinan BKSAP mengusulkan perlunya Wakil Tetap/Duta Besar Indonesia untuk WTO menjadi salah satu pembicara pada sesi tersebut.
Fadel Muhammad menggarisbawahi, bahwa peran penting Indonesia di WTO selama ini, dan dukungan kuat Indonesia terhadap sistem perdagangan multilateral merupakan salah satu pertimbangananya. Diharapkan Indonesia dapat berkontribusi dalam meredakan ketegangan (perang dagang) yang meningkat baru-baru ini.
Untuk sesi pembahasan draft awal outcome document dari PCWTO, Desember 2018, anggota Delri dari Partai PDI Perjuangan, Ibu Agustina Wilujeng menyampaikan usulan mengenai pentingnya untuk memasukan isu-isu pertanian terkait subsidi pemerintah (domestic support) dan cadangan pangan masyarakat (public stockholding programmes) dan mekanisme perlindungan produk lokal terhadap lonjakan volume impor (special safeguard mechanism) ke dalam draft outcome. Usulan Indonesia ini dicatat oleh pertemuan Steering Committee.
Pada akhir pertemuan, Delegasi DPRI RI menegaskan pandangannya mengenai perlunya perdagangan yang lebih terbuka, kerja sama internasional yang lebih baik, dan perjanjian perdagangan yang lebih konsisten dengan semangat WTO.(adv/jpnn)