Deltacron
Oleh: Dhimam Abror DjuraidKejar-kejaran virus dengan vaksin ini terlihat tidak seimbang sehingga dunia terlihat tunggang-langgang menghadapi serbuan makhluk kecil ini.
Baru saja muncul varian Delta, bermutasi lagi menjadi Delta Plus, kemudian muncul Omnicron, dan sekarang Deltacron.
Virus pada umumnya selalu bermutasi untuk mempertahankan diri. Para ilmuwan berlomba-lomba mencari cara untuk memusnahkannya sebelum makin banyak mutasi terjadi, yang membuat virus makin susah dilawan.
Prinsip ini berlaku juga pada virus Corona, khususnya SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Mutasi terbaru yang membentuk varian Delta Plus diakui oleh para ahli cukup mengejutkan, karena terjadi lebih cepat dari yang diduga.
Sosiolog Anthony Giddens sudah memprediksi kondisi tunggang-langgang ini dalam ‘’Runaway World; How Globalization is Reshaping Our Lives’’ (1995), globalisasi membuat semuanya menjadi global termasuk penyakit.
Giddens menyebut globalisasi mengubah hidup melalui proses ‘’manufacturing risks’’ risiko buatan, dan ‘’detradisionalisasi’’, pembongkaran kekuatan tradisional.
Risiko buatan adalah risiko yang dibuat oleh manusia sendiri karea eksperimennya terhadap ilmu pengetahuan. Makin canggih ilmu pengetahuan dan teknologi makin besar risiko yang dihadapi manusia. Bencana bom atom menghancurkan manusia pada perang dunia kedua.
Bencana nuklir menyebabkan korban yang mengerikan di Chernobyl. Sekarang ini kemajuan bioteknologi menghasilkan efek samping virus corona yang sampai sekarang tidak diketahui asal-usulnya.